Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah komentar yang mengatakan masyarakat saat ini makin miskin, karena pada kenyataannya saat ini telah terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen. "Kalau ada pertumbuhan sebesar enam persen itu artinya orang makin sejahtera sebesar enam persen rata-rata. Jadi tidak benar kalau orang selalu ngomong rakyat makin miskin," kata Wapres Jusuf kalla seusai merayakan Ultah ke-65 di Jakarta, Selasa. Namun Wapres mengakui bahwa masih ada sebagian masyarakat yang belum sejahtera. Tetapi, tambahnya, itu bukan berarti seluruh rakyat Indonesia semakin miskin. Dalam pandangan Wapres, dikatakan rakyat Indonesia makin miskin jika terjadi pertumbuhan negatif, padahal saat ini ada pertumbuhan walaupun hanya enam persen. "Yang paling menderita jika ada pertumbuhan negatif seperti pada 1999. Saya kira kalau ada pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen pasti tidak semakin menderita," kata Wapres. Sebelumnya ditempat terpisah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengundang sejumlah purnawirawan TNI/Polri untuk melakukan pertemuan sambil sarapan pagi bersama. Dalam acara yang digelar di Istana Negara dan dimulai pada pukul 08.00 WIB, Presiden didampingi Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Pol Sutanto, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar, dan Menko Polhukam Widodo AS. Dalam pertemuan tersebut para purnawirawan mengatakan bahwa saat ini rakyat makin menderita dan makin miskin, karena kebijakan ekonomi pemerintah yang dinilai gagal. Hal itulah yang akhirnya dibantah oleh Wapres. Mengenai pertemuan itu sendiri, Wapres menilai wajar dilakukan oleh Presiden Yudhoyono yang juga merupakan salah seorang purnawirawan jenderal. "Presiden Yudhoyono juga purnawirawan jenderal, beliau bertemu dengan sesepuh, dan kawan untuk mendapatkan masukan," kata Wapres. Sejumlah purnawirawan yang hadir antara lain adalah mantan Kasad Wismoyo Arismunandar, mantan Kasospol Bambang Triantoro, mantan Gubernur Lemhanas Sayidiman Suryohadiprojo, Ari Sadewo (Sekjen KONI), Soekarno, Syaiful Sulun, Kahfi Suriadiredja, Mahmud Subar, Soegiatno, Marsekal Saleh Basrah, Ashadi Cahyadi dan FX Soejitno, serta mantan Kapolri Mochamad Sanusi. Belum diketahui materi pembicaraan Presiden dengan para jenderal dalam sarapan yang menyediakan menu pecel madiun, tahu, tempe, lontong sayur, bubur manado, soto bangkong dan empal itu. Kepala BIN Syamsir Siregar mengatakan pertemuan ini hanya silaturrahmi biasa. (*)

Copyright © ANTARA 2007