Tasikmalaya (ANTARA News) - Sebanyak 76 warga dari tiga desa di Kecamatan Karangnunggal, Tasikmalaya, Jabar terpaksa dirawat di Puskesmas setempat, diduga kuat karena keracunan setelah mengkonsumsi makanan yang disajikan dalam sebuah pesta syukuran, Senin malam. Menurut dr Undang AMK, Kepala Puskesmas Karangnunggal, 76 korban yang berasal dari tiga desa yang berdekatan yakni Desa Karangmekar, Desa Karangnunggal dan Desa Cikupa itu mengemukan keluhan yang sama seperti lemas, perut mulas, pusing, dan muntah-muntah. Hingga saat ini, kata Undang, Puskesmas belum bisa mendeteksi penyebab kejadian itu. Sementara dari keterangan para korban, gejala itu mereka alami setelah mengkonsumsi makanan yang dihidangkan oleh tetangganya yang menggelar pesta syukuran. Petugas Puskesmas pun langsung mengambil sampel makanan yang disajikan dalam pesta itu untuk diteliti. "Sekarang sampel makanan itu telah dikirim ke Tasikmalaya, tapi menurut kabar sampel itu pun akhirnya dikirim ke Bandung untuk diteliti lebih dalam lagi. Jadi kepastian racunnya jenis apa masih belum diketahui," ucap Undang seraya menyebutkan makanan yang disajikan dalam pesta itu yakni rendang ayam, mie rebus, sambal, kerupuk, ketimun, nasi bungkus, kueh, sambal goreng tempe dan air mineral gelas. Sementara itu, Ucu (40), yang menggelar hajat syukuran itu hingga Selasa siang masih tampak lemah terlentang di salah satu ruangan di Puskesmas Karangnunggal karena diduga juga ikut keracunan. Tidak hanya Ucu, Mimin (39) istrinya, Reva Ariana Fauziah (9) dan Altin yang baru berusia 17 hari pun mengalami hal serupa. Menurut Ucu, sebelum menggelar syukuran di rumahnya, ia sempat makan makanan itu di sekolah bersama Beti, temannya yang juga seorang guru. "Waktu itu Bu Beti mengaku badannya berkeringat dan mual-mual, tapi dikira masuk angin karena ia baru saja pulang dari Tasikmalaya," kata Ucu. Ucu sendiri mengaku mengalami gejala serupa sesampainya di rumah, namun ia tidak menyangka dan mengetahui penyebabnya. Ia baru kaget saat istrinya muntah-muntah dan mengaku perutnya sakit. "Saat itu saya langsung antisipasi dengan membuat air gula," katanya. Di tengah kepanikan melihat istrinya muntah-muntah itu, katanya, tiba-tiba dirinya menerima telpon dari temannya yakni Ibu Euis, yang mengabarkan ada orang keracunan setelah makan makanan yang dikirimnya. "Saat itu juga saya langsung pusing, karena bagaimana pun saya jadi merasa bersalah. Tapi Alhamdullilah hal itu tidak lama saya rasakan, karena semuanya menganggap ini musibah," tuturnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007