New York (ANTARA News) - Masyarakat muslim Indonesia bekerja sama dengan masyarakat muslim dari berbagai negara lainnya di seantero New York tengah mengupayakan agar pemerintah daerah setempat meliburkan sekolah-sekolah di kota dan negara bagian New York pada saat perayaan Idul Fitri dan Idul Adha. "Kita optimistis. Kalau misalnya kita tidak bisa mendapatkan dua hari itu, Idul Fitri dan Idul Adha, maka kita akan memprioritaskan Idul Fitri saja. Tapi kenyataannya, Idul Fitri dan Idul Adha sendiri oleh PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa, red) sudah dijadikan hari libur resmi," kata pemuka masyarakat muslim Indonesia Syamsi Ali kepada ANTARA News di New York, Senin. Syamsi, yang merupakan Ketua Dewan Masjid Al Hikmah --masjid Indonesia satu-satunya di New York, mengungkapkan bahwa upaya untuk mendapatkan dua hari libur itu telah dimulai sejak tahun 2005. "Ketika itu kita sedang melaksanakan Idul Adha dan pada saat yang sama, kota New York justru melaksanakan ujian (sekolah). Itu artinya seluruh anak-anak kita yang harusnya pergi shalat Idul Adha, harus masuk sekolah," ujarnya. Bentrokan antara hari ujian dan pelaksanaan hari raya Islam tersebut kemudian menjadi masalah besar, yang antara lain disikapi oleh masyarakat muslim di New York dengan mengadakan demonstrasi. Demonstrasi yang diikuti lebih dari 300 peserta --70 prosen di antara peserta unjuk rasa adalah non-muslim-- dilakukan di Balai Kota New York dan diikuti dengan jumpa pers oleh para pemuka agama, termasuk Syamsi Ali, di tangga gedung DPRD New York. Syamsi mengatakan, tuntutan yang mereka sampaikan agar tidak terjadi lagi ujian sekolah pada saat Idul Fitri dan Idul Adha akhirnya dikabulkan oleh pemerintah setempat, yang melalui perundang-undangan menetapkan bahwa sekolah-sekolah dilarang mengadakan ujian atau tes pada perayaan Idul Fitri dan Idul Adha. "Sekarang yang kita perjuangkan sebagai langkah kedua adalah menjadikan Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari libur," ujar Syamsi. Berbagai upaya terus dilakukan masyarakat muslim Indonesia dan negara-negara lain dalam rangka memperjuangkan libur Idul Fitri dan Idul Adha, antara lain dengan terus melobi pihak-pihak terkait. Salah satu ajang lobi yang diselenggarakan adalah pertemuan antara masyarakat muslim Indonesia, Arab, Bosnia dan Bangladesh dengan Kapolda Kota New York, Raymond W Kelly, serta belasan anggota DPRD negara bagian New York maupun kota New York pekan lalu di daerah Astoria, New York. "Kemarin hampir semua pejabat terpilih datang. Dari (DPRD) negara bagian New York ada 10 anggota dan dari Kota New York ada tujuh," kata Syamsi. Menurutnya, sejauh ini sudah ada beberapa anggota DPRD negara bagian dan kota New York yang telah berusaha menjadikan libur Idul Fitri dan Idul Adha sebagai perundang-undangan. "Mereka menyadari bahwa umat Islam semakin tumbuh dan mereka melihat potensi masa depan umat Islam di negara bagian New York, khususnya kota New York, sangat luar biasa sehingga tahun-tahun mendatang, suara umat Islam harus mendapat perhatian," papar Syamsi. Mengutip data yang disampaikan oleh Kapolda Raymond Kelly, Syamsi mengatakan saat ini penduduk New York berjumlah sekitar tujuh juta orang, dan satu juta di antaranya adalah mereka yang beragama Islam. Dukungan bagi hari libur Idul Fitri dan Idul Adha, ungkap Syamsi, selain datang dari seluruh jajaran komunitas muslim dan beberapa organisasi nirlaba, juga datang dari para pemuka agama non-Islam, termasuk Katolik, Protestan, bahkan Yahudi. Salah satu tantangan yang dihadapi Syamsi dan koalisi yang dibangunnya adalah meyakinkan beberapa anggota DPRD New York yang keberatan untuk menjadikan Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari libur dengan alasan agama-agama lain akan menuntut hal yang sama. "Kita sekarang ditantang untuk memberikan argumentasi bahwa itu tidak akan terjadi. Atau bagaimana kita memberikan pemahaman kepada komunitas (agama) lain bahwa tabiat libur kita dengan mereka memang berbeda," kata Syamsi. "Seluruh perwakilan PBB di dunia libur pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Jadi itu salah satu argumentasi bahwa seperti di PBB, kita juga berhak mendapatkan liburan itu," tambahnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007