Seoul (ANTARA News) - Presiden China Xi Jinping dan Presiden baru Korea Selatan Moon Jae-in pada Kamis (11/5) sepakat bahwa denuklirisasi Korea Utara adalah "tujuan bersama" mereka menurut kantor Moon.

Hubungan antara Seoul dan Beijing memburuk karena pengerahan sistem pertahanan anti-rudal Amerika Serikat yang kontroversial untuk mencegah ancaman senjata nuklir Korea Utara.

China melihat pengerahan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) sebagai ancaman terhadap kemampuan militernya sendiri dan membalasnya dengan serangkaian tindakan terhadap bisnis Korea Selatan.

Dalam percakapan telepon pertama mereka, Xi dan Moon "sepakat bahwa denuklirisasi semenanjung Korea adalah tujuan bersama kedua negara" menurut juru bicara Moon, Yoon Young-Chan, kepada para wartawan.

Moon, yang menjabat mulai Rabu, mendukung perjanjian dengan Korea Utara -- yang pendukung utama diplomatiknya adalah China-- guna membawa masalah ambisi nuklir dan rudalnya ke meja perundingan.

Ia sebelumnya menyatakan ambivalensi mengenai sistem THAAD dan mengatakan kepada Xi bahwa dia "sangat menyadari" kekhawatiran China mengenai hal tersebut, serta menyerukan perundingan bilateral untuk "meningkatkan pemahaman mengenai masalah ini."

Dalam perbincangan 40 menit dengan Presiden China itu, dia juga mengusulkan pengiriman delegasi khusus ke Beijing yang akan "secara ekslusif membahas THAAD dan masalah nuklir Korea Utara," kata Yoon.

Xi juga secara resmi mengundang Moon untuk mengunjungi Beijing, tambah Yoon sebagaimana dikutip kantor berita AFP.(hs)


Baca juga: (China uji coba rudal baru)

Baca juga: (Presiden baru Korea Selatan bersedia kunjungi Korea Utara)

Baca juga: (Presiden Korsel dan AS sepakat bekerja sama erat dalam krisis nuklir Korut)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017