Canberra (ANTARA News) - Indonesia kembali mengirimkan sampel virus flu burung (H5N1) ke pusat laboratorium kerja sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah sempat terhenti selama lima bulan, kata Juru bicara WHO, Gregory Hartl. Pengiriman sampel virus H5N1 dari Indonesia itu sangat penting karena dengan mengetahui tipe virus, pihaknya dapat menentukan upaya penanganan yang lebih tepat, katanya seperti dikutip Radio Australia yang dipantau ANTARA News dari Canberra, Selasa. "Pabrik pembuat vaksin juga akan mendapatkan peluang lebih baik untuk mengembangkan vaksin yang mampu menghentikan virus H5N1 itu," katanya. Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari mengatakan di depan sidang tahunan WHO di Jenewa, Selasa, bahwa Indonesia sudah kembali mengirimkan sampel spesimen H5N1 ke pusat pemeriksaan WHO di Tokyo. Indonesia sempat menghentikan pengiriman sampel virus H5N1 ke WHO Desember lalu karena Indonesia khawatir tidak mendapatkan manfaat dari vaksin yang dibuat dari sampel-sampel yang dikirim. Kasus terakhir kematian akibat virus flu burung ini menimpa seorang warga Jalan Peratun Ujung, Medan Estate, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Ny NS (26). Pasien positif flu burung yang sedang hamil empat bulan itu meninggal dunia 12 Mei lalu. Sejauh ini, menurut situs resmi Departemen Kesehatan RI, hingga 7 Mei 2007, terdapat 95 kasus flu burung. Dari jumlah itu, sebanyak 76 orang di antara korban meninggal dunia. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007