Kotabaru (ANTARA News) - Sejak terjadinya kenaikan harga minyak goreng di pasar, warga di Sekapung dan beberapa desa lainnya di Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), mulai berupaya bisa memproduksinya sendiri dari berbahan baku kelapa. Sejumlah warga kepada ANTARA News, Jumat, mengemukakan bahwa untuk membuat satu botol minyak goreng senilai Rp5.000, diperlukan lima kelapa tua berukuran sedang senilai Rp700 per buah. Selain menyiasati mahalnya harga minyak goreng di pasaran, masyarakat setempat juga mengankui bahwa lebih untung dibandingkan dengan hanya menjual kelapa Rp700 per buah. Biasanya pedagang membeli kelapa masyarakat hanya Rp700 per butir. Setelah dijadikan minyak goreng, masyarakat mendapat untung Rp1.500 per lima butir kelapa, dan kayu bakar tidak usah membeli, jadi modalnya hanya tenaga saja. Menurut Kepala Desa Sekapung, Juhriansyah, minyak gireng buatan warga jauh lebih enak dibandingkan dari minyak goreng buatan pabrik, sehingga minyak goreng tersebut langsung habis di pasaran. Selain mendapat keuntungan dari membuat minyak sendiri, masyarakat Sekapung juga mendapatkan keuntungan dari limbah minyak goreng yang berupa "tai lala" atau blondo tersebut dapat digunakan bahan campuran makanan jengkol rebus. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007