Mataram (ANTARA News) - Umat Islam Indonesia khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) harus mewaspadai munculnya ideologi atau faham-faham yang dibawa orang-orang Timur Tengah, karena banyak yang tidak sesuai dengan budaya yang dianut masyarakat Indonesia. Hal itu dikemukakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB, Prof. K.H. Syaiful Muslim pada seminar kepemudaan, pelajar dan mahasiswa bertema "Peradaban Cinta Abad 21" yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Mataram, di Mataram, Sabtu. Saiful mengatakan, sebagian ideologi yang berasal dari Timur Tengah akan merugikan bangsa Indonesia, karena tidak cocok dan tidak sesuai dengan faham-faham yang dianut masyarakat. "Ketika masuk ke Masjidil Haram untuk melakukan ibadah, kita bisa melihat tata cara beribadah orang-orang Timur Tengah yang begitu beragam yang terkadang bagi masyarakat Indonesia belum mengerti tentang ibadah yang dilakukan," katanya. Pada kesempatan itu, Saiful menjelaskan, kebudayaan umat Islam di daerah saat ini sudah sangat mapan, sehingga jika dimasuki oleh ajaran-ajaran dari Timur Tengah akan terjadi benturan karena masyarakat belum siap. Orang-orang yang menyebarkan faham-faham dari Timur Tengah akan selalu mengkritisi kebiasaan-kebiasaan umat Islam di Indonesia karena mereka menganggap itu sebuah "bid`ah" dan ajarannya adalah lebih baik dan harus diikuti. "Contoh dari budaya masyarakat yang dianggap bid`ah oleh faham-faham dari Timur Tengah seperti merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dan membaca Barzanzi yang dirangkai dengan Selaqaran, sedangkan di kawasan Timur Tengah seperti Arab Saudi atau Kuwait itu tidak ada," ungkapnya. Di Indonesia, hal-hal kecil yang menyangkut tata cara beribadah seperti rakaat salat sunnat tarawih, pembacaan talqin bagi orang yang meninggal dan lainnya sudah diatur oleh organisasi islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, namun bagi ideologi dari Timur Tengah itu masih menjadi perdebatan. "Saya mengimbau masyarakat khususnya kepada pemuda dan mahasiswa agar ideologi atau faham dari Timur Tengah hendaknya tidak langsung diterima namun harus ditelaah dengan baik sehingga tidak terjadi benturan di tengah masyarakat," Katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007