Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sultan Hamengku Buwono (HB) X, mengatakan bahwa Affandi merupakan seorang seniman sejati, karena tidak pernah menjadikan seni lukis sebagai mesin pencetak uang. "Maestro lukis itu tidak pernah meletakkan seni lukis di atas kepentingan keluarga. Affandi lebih mementingkan keluarga ketimbang melukis," kata Sultan dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan DIY Condroyono di Yogyakarta, Sabtu malam. Meskipun lukisan karya Affandi dihargai mahal, katanya pada pembukaan peringatan 100 tahun Affandi, namun jika ada anggota keluarganya yang sakit, "tukang gambar" itu akan berhenti melukis dan memilih mengurus keluarganya. Menurut dia, Affandi merupakan pribadi yang rendah hati. Kendati karya lukisnya terkenal di dunia internasional, Affandi tidak ingin disebut pelukis, tetapi hanya ingin disebut tukang gambar. "Ketenaran dan penghargaan tidak mengubah kepribadian Affandi yang sederhana. Pakaian kebesarannya adalah sarung, yang menunjukkan Affandi tidak silau oleh limpahan harta dan kebesaran nama," katanya. Ia mengatakan, kesederhanaan dan kerendahan hati Affandi dapat dijadikan teladan dan nilai positif bagi inspirasi pelukis masa kini. "Selain itu, semangat berkarya di usia renta juga dapat menjadi pelajaran bagi pelukis muda, bahwa usia bukan penghalang untuk berkarya," katanya. Sementara itu, Ketua Panitia Acara, Helfi Dirix mengatakan, pada 2007, maestro Affandi genap berusia 100 tahun (1907-2007). Meskipun telah tiada Mei 1990, semangat keseniannya masih melekat erat pada generasi penerus. "Peringatan 100 tahun Affandi merupakan sebentuk cinta kasih untuk berbagi kebahagiaan bersama masyarakat bahwa nama besar dan kecintaan Affandi terhadap kesenian bukan hanya milik keluarga, tetapi juga menjadi milik bersama, bangsa, dan dunia," katanya. Pembukaan peringatan 100 tahun Affandi di lapangan Universitas Sanata Dharma itu dimeriahkan pentas wayang kulit "Banjaran Sukrosono" dengan dalang Ki Manteb Sudarsono. Pentas wayang diawali penyerahan tokoh wayang Sukrosono oleh Kartika Affandi kepada Ki Manteb Sudarsono. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007