Sydney (ANTARA News) - Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas penyanderaan seorang perempuan di sebuah apartemen di Melbourne dalam insiden yang membuat tiga petugas polisi mengalami luka tembak.

Polisi Australia pada Senin menembak mati orang yang menyandera perempuan itu dan mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah kejadian tersebut terkait dengan teror.

Beberapa jam kemudian, kantor berita Amaq -- yang berafiliasi dengan kelompok ISIS -- melaporkan: "Pelaksana serangan Melbourne di Australia adalah tentara ISIS dan dia melakukan serangan tersebut sebagai tanggapan atas seruan untuk menargetkan warga negara koalisi."

Polisi yang menanggapi laporan ledakan di blok apartemen di pinggiran kota Brighton itu sebelumnya menemukan jasad satu orang lainnya di lobi.

Pengepungan berakhir ketika tersangka keluar dari kompleks apartemen dan melepaskan tembakan. Perempuan itu berhasil lolos dengan selamat, namun tiga petugas mengalami luka tembak.

Polisi membalas tembakan dan menewaskan orang tersebut.

Pihak berwenang mengatakan mereka belum bisa memastikan apakah insiden di pinggiran kota itu terkait dengan terorisme, tapi polisi negara bagian Victoria mengungkapkan pihaknya sedang menyelidiki.

"Kami memiliki komando kontra-terorisme yang sedang menangani hal itu dengan penyidik departemen kejahatan kami,” kata wakil komisaris polisi Andrew Crisp kepada wartawan, Senin malam.

Pejabat Australia saat ini semakin khawatir terhadap ancaman serangan militan.

Mereka mengatakan telah mencegah 12 serangan semacam itu di dalam negeri sejak tingkat ancaman meningkat mulai September 2014, demikian AFP.

(Baca: PM Australia: serangan Melbourne merupakan "tindakan teroris")

Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017