Jakarta (ANTARA News) - Khotbah-khotbah politik Andi Mappetahang (AM) Fatwa di era Orde Baru yang kritis tidak begitu banyak diketahui publik, namun kini masyarakat bisa mencermatinya dalam sebuah buku berjudul "Khutbah-Khutbah Politik AM Fatwa di Masa Orde Baru" yang akan diluncurkan Senin (21/5) di Gedung DPR/MPR, Jakarta. Menurut Sekretaris pribadi (Sespri) AM Fatwa, Soewardjono, di Jakarta, Minggu, buku tersebut merupakan buku ke-19 yang ditulis AM Fatwa. Bersamaan terbitnya buku ini, Fatwa sekaligus menerbitkan buku ke-18 berjudul "Menghadirkan Moderatisme Melawan Terorisme". Buku mengenai khotbah politik diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah Yogyakarta, sedangkan mengenai moderatisme melawan terorisme diterbitkan penerbit Mizan. Dalam buku mengenai khotbah politiknya, Fatwa memuat khotbah Idul Fitri pada 1979 tentang pemimpin umat dan khotbah tahun 1980 tentang Pancasila. Dalam peluncuran kedua bukunya, Fatwa mengundang pembahas, antara lain Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Ketua MK Jimly Assiddiqie, anggota Komisi I DPR Slamet Effendi Yusuf, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Komaruddin Hidayat dan Ketua Umum PP muhammadiyah Din Syamsudidin. Kedua buku terbit di tengah kesibukan Fatwa menjadi Wakil Ketua MPR yang juga anggota Komisi I DPR. Fatwa termasuk anggota DPR/MPR paling produktif menerbitkan buku. Di era Akbar Tandjung memimpin DPR, Fatwa berhasil menerbitkan 14 buku sekaligus memeproleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Kini di separuh perjalanan menjadi anggota DPR di era Ketua DPR Agung Laksono, Fatwa sudah menambah deret jumlah buku yang diterbitkan sekaligus tercatat sebagai politisi paling produktif menerbitkan buku. Dia menjadi politisi di PAN yang kemudian mengantarkannya ke panggung politik di DPR/MPR tahun 1999-2004. Dia terpilih kembali menjadi anggota parlemen untuk periode tahun 2004-2009. AM Fatwa, yang lahir di Bone (Sulawesi Selatan) 12 Februari 1939, pernah menempuh pendidikan di IAIN Jakarta, Publisistik Universitas Ibnu Khaldun (1964) dan S1 di Fakultas Ketatanegaraan Untag (1970) Dia memiliki pengalaman kerja sebagai Imam Tentara Wakil Kepala Dinas Rohis KKO (1967-1970), Staf Khusus Agama dan Politik Gubernur Ali Sadikin (1970-1979) dan Staf Khusus Menteri Agama dan Politik Tarmizi Taher (1996-1998) Dia pernah pula menjadi anggota Dewan Penasehat Perhimpunan KB PII (1957), Dewan Penasehat KAHMI (1960), Dewan pakar ICMI (1993), Anggota Front Nasional Pembebasan Irian Barat (1959), Anggota Badan Kerjasama Pemuda Militer (1958-1961) dan Anggota Badan Kerjasama Pemuda Militer (1967-1970).

Copyright © ANTARA 2007