Surabaya (ANTARA News) - Pengobatan gratis berbisa ular yang digelar Perusahaan Umum (Perum) Perhutani Unit II Jawa Timur (Jatim) bekerjasama dengan Snake Hunter Club (SHC) Indonesia, Minggu, tampak diminati warga Surabaya. Ratusan pasien sejak pagi telah memadati ruang lantai I Graha Perhutani Unit II Genteng Kali Surabaya, meski kegiatan tersebut baru dibuka oleh Direktur Utara (Dirut) Perum Perhutani, Transtoto Handadhari, sekira pukul 10.00 WIB. Kendati demikian, pelayanan pengobatan gratis yang dilakukan oleh sejumlah anggota SHC berjalan cepat, karena pasien telah dikelompokkan sesuai jenis penyakit dan keluhannya. "Masing-masing penyakit, bisa yang digunakan juga berlainan," kata Transtoto yang juga Pembina SHC Indonesia. Contohnya, bisa ular kobra (sendok) dan dedak bromo dapat untuk menyembuhkan penyakit kanker darah dan kanker tulang, bisa ular gibuk, welang, weling dan gadung awuk dapat untuk pengobatan diabetes, typhus, lever, asma, alergi dan luka dalam. Untuk enyakit malaria, tetanus, demam berdarah, rabies, luka cepat kering dapat diobati menggunakan bisa ular taliwongso, blandotan krawang, blandotan macan, puspa kajang, dumung macan, tali picis, sanca kembang, sanca manuk, dan piton. SHC adalah organisasi kemanusiaan yang bergerak dalam bidang pengobatan secara cuma-cuma yang memanfaatkan sumber daya ular sebagai unsur utama. Oleh karena itu, Transtoto berharap, karyawan Perhutani yang dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sering keluar masuk hutan dapat dan berpotensi bertemu ular, bergabung dalam wadah SHC, sehingga akan mendapat pengetahuan mengenai kekebalan terhadap bisa ular. Terapi dengan bisa ular, menurut dia, masih belum banyak dikenal masyarakat. Namun, dengan bakti sosial seperti yang dilaksanakan Perhutani bersama SHC, maka terapi dengan bisa ular akan semakin memasyarakat. Apalagi, ular banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007