Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan hasil kunjungan kerja ke Nigeria, salah satunya mengenai upaya perdagangan langsung.

"Karena selama ini banyak sekali perdagangan yang kita lakukan dengan Nigeria itu dilakukan melalui pihak ketiga. Oleh karena itu kita ingin melakukan perdagangan yang sifatnya langsung termasuk perdagangan di bidang Migas," kata Retno ditemui di halaman komplek Istana Kepresidenan, Jakarta pada Kamis.

Retno menjelaskan dirinya telah menyampaikan kepada Wakil Presiden Nigeria Yemi Osinbajo yang bertindak sebagai Plt Presiden sebaiknya perdagangan bilateral dilakukan secara langsung.

Dengan perdagangan langsung tersebut, ujar Retno, dapat memberikan keuntungan lebih banyak bagi kedua negara.

"Beliau setuju bahwa untuk perdagangan ini sebaiknya kita jajaki perdagangan yang sifatnya langsung, sehingga akan memotong dan dari segi harga juga," jelas Menlu.

Sejumlah produk asal Indonesia yang diekspor ke Nigeria antara lain minyak sawit mentah, mebel, dan produk garmen.

Sementara itu, Indonesia mengimpor BBM dari Nigeria. Kendati demikian, terdapat sejumlah perusahaan Indonesia yang berinvestasi di negara dengan jumlah penduduk sebanyak 180 juta orang itu, salah satunya pabrik mi instan.

Untuk total perdagangan Indonesia dan Nigeria pada 2016 tercatat sebesar 1,5 miliar dolar AS.

Pemerintah Indonesia, untuk meningkatkan nilai perdagangan baik dengan Nigeria maupun dengan negara-negara Afrika lain, juga akan menindaklanjuti rencana pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA).

"Bulan depan akan ditindaklanjuti oleh pak Menteri Perdagangan masuk ke Nigeria untuk mulai membahas mengenai masalah PTA ini dan kemarin juga Nigeria sudah memberikan dukungan kepada Indonesia untuk pencalonan Indonesia di Dewan Keamanan PBB," kata Retno.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017