Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Senin pagi, kembali menguat di bawah level Rp8.800 menjadi Rp8.7.87/8.790 dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu sebesar Rp8.805/8.810 per dolar AS. Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, di Jakarta, mengatakan menguatnya rupiah terhadap dolar AS pada hari ini, karena pasar saham maupun uang masih menarik bagi investor asing. Para investor asing masih menempatkan dananya di pasar domestik, karena Indonesia masih merupakan pasar potensial untuk memperoleh gain, katanya. Apalagi, lanjutnya, kekhawatiran bahwa mereka akan menarik dana dari pasar domestik hingga sampai saat ini belum terbukti bahkan penempatan dana asing itu di pasar saham maupun pasar uang cenderung meningkat. Karena itu, peluang rupiah untuk menguat lagi semakin terbuka lebar, apalagi bank sentral AS berencana akan menurunkan suku bunganya, katanya. Tingkat suku bunga Indonesia yang dinilai masih tinggi dibanding negara-negara lainnya di Asia merupakan salah satu faktor yang memicu investor asing aktif masuk ke Indonesia, tambahnya. Menurut dia, investor asing memperoleh pinjaman dolar AS dengan bunga pinjaman sebesar 5,5 persen. Mereka kemudian menukarnya dengan rupiah untuk membeli obligasi dengan memperoleh bunga sebesar 10 persen dengan demikian selisih bunga sebesar 4,5 persen untuk mereka. "Kami optimis investor asing akan tetap aktif bermain di pasar domestik, karena gain yang mereka peroleh masih besar," katanya. Sementara itu, yen terhadap euro, karena investor tanpa ragu-ragu menjual yen, setelah usai pertemuan delapan menteri negara industri (G8) yang membahas masalah mata uang. Menurut Fauzi, yen melemah terhadap euro, setelah China secara mengejukan memberikan keputusan untuk memperluas perdagangan yuan dan akan menaikan suku bunganya. Euro terhadap yen naik 0,15 persen menjadi 163,91 yen dan euro terhadap dolar AS sedikit berubah menjadi 1,3520 setelah sempat mencapai 1,3680 dan dolar AS diperdagangkan 121,20 yen atau naik 0,1 persen. Yen pada hari Jumat menguat terhadap dolar AS setelah Cina mengatakan akan mengizinkan yuan memperlebarkan perdagangannya dari 0,3 persen menjadi 0,5 persen terhadap dolar AS setiap hari. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007