Kota Gaza, Palestina (ANTARA News) - Jejaring media sosial memungkinkan Hisham Shikhah menemukan istri sesuai dengan keinginannya untuk membina rumah tangga jauh dari cara tradisional di Jalur Gaza.

Pengalaman Shikhah mendorong dia meluncurkan website kencan di jejaring yang diberi nama "Wessal for Marriage and Engagement", yang dalam waktu singkat menjadi terkenal di kalangan ribuan orang, lelaki dan perempuan, dan berhasil menikahkan puluhan orang.

Shikhah mengatakan kepada Xinhua, ia memulai kegiatannya satu setengah tahun lalu di Facebook. Kepedulian dan rasa tertarik orang mendorong dia meluncurkan situs khusus tiga bulan lalu.

Di masyarakat konservatif di Jalur Gaza, gagasan meluncurkan situs untuk kencan dan pernikahan sungguh tidak biasa. Tapi Shikha meyakinkan itu adalah perkembangan normal bagi kepentingan untuk mempertahankan langkah dengan pertumbuhan modern dan pengaruh media sosial.

Lelaki tersebut merujuk pada situs "Wessal", bahwa ia bersama dengan empat orang, dua di antara mereka perempuan, menawarkan etalase untuk mengangkat pernikahan dari cara tradisional yang tidak memberi kesempatan buat pasangan untuk saling mengenal dengan baik.

Kegiatan situs itu muncul di tengah kurangnya kepercayaan untuk saling mengenal pasangan, kata pegiat media sosial.

Namun Shikhah mengatakan situsnya tidak menawarkan pengenalan diri langsung di kalangan orang yang mencari pasangan. Namun, dimulai dengan proses resmi dengan mengajukan formulir pendaftaran dari peserta baik lelaki dan perempuan termasuk data lengkap.

"Website tersebut tidak mengizinkan para browser perambah berbicara secara pribadi. Mereka harus bertemu langsung dan kami mengharuskan calon pasangan mengetahui satu spesifikasi calon pasangannya," katanya.

Situs itu ingin mendapat pengesahan. Website tersebut tidak menyiarkan foto pengguna atau mengizinkan mereka berbicara secara pribadi tapi meminta keterangan pribadi ketika seseorang menerima status sosial, keterangan tubuh lengkap dan kemampuan keuangan.

Shikhah sangat puas dengan hasil situsnya, selama waktu singkat kelompok tersebut berhasil mencatatkan lebih dari 200 kontrak pernikahan.

Di antara 200 itu, seorang perempuan dengan status cerai dari Kota Rafah di Jalur Gaza, selama tiga tahun ia tidak menerima lamaran sampai ia menyiarkan formulirnya di jejaring Wessal, yang membantu dia menemukan kebahagiaan.

Seorang perempuan lain tinggal di daerah perbatasan paling utara Jalur Gaza, yang membuatnya sulit diakses. Tapi segera setelah ia bergabung dengan jejaring Wessal, banyak orang berusaha memenuhi spesifikasinya dan menghubungi dia untuk menerobos kesendiriannya.

Usia rata-rata pengguna Wessal yang ingin menikah berusia 20 sampai 60 tahun. Ketika pernikahan dilakukan oleh Wessal, situs tersebut memperoleh 200 dolar AS.

Shikhah mengatakan pengajuan permohonan bukan hanya datang dari pemuda, tapi juga dari keluarga yang berusaha menikahkan anggota keluarga mereka. Banyak ibu mengajukan permohonan ke Wessal untuk putri mereka. (Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017