Padang (ANTARA News) - Feri Antoni, mahasiswa angkatan 2002 Fakutas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat, berhasil menciptakan prototype stabilizer (alat kestabilan) otomatis untuk mesin pengolahan kelapa sawit. "Rancangan prototype mesin otomasi sterilizer ini menggunakan sistim berbasis PLC (Programmable Logic Controller)," kata Kepala Humas UBH, Indrawadi dan Feri Antoni kepada ANTARA di Padang, Selasa. Menurut dia, dibuatnya mesin stabilizer otomatis ini sebagai salah satu solusi untuk menggantikan sistim manual yang saat ini masih digunakan di pabrik pengolahan kelapa sawit. Proses pengolahan dengan manusla ini dinilai sangat membahayakan para operator mesin, karena berhubungan dengan steam yang sangat panas, ujarnya. Feri mengatakan, proses perebusan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di unit sterilizer dengan menggunakan steam pada pabrik sangat memerlukan penanganan yang baik. Namun selama ini proses tersebut umumnya masih dilakukan secara manual, misalnya dalam membuka dan menutup pintu sterilizer, proses pemberian steam dan proses masuk serta keluarnya lori dari mesin. Proses-proses tersebut sangat membahayakan operator, karena berhubungan dengan steam yang sangat panas, katanya. Dengan latarbelakang keselamatan pekerjaan itu, maka Feri Antoni dengan dibimbing dosen pembimbingnya Ir.Hidayat, merancang prototype sterilizer pengolah kelapa sawit secara otomatis tersebut. Dengan penggunaan sistem kendali secara konvensional sudah kurang memadai untuk memenuhi efisiensi produksi yang disebabkan penggunaan komponen yang banyak dan perawatan juga rumit serta waktu yang diperlukan lama, termasuk biaya yang dikeluarkan cukup besar. Karena itu, katanya, dengan mesin stabilizer yang berbasis PLC, optimalisasi dan efektifitas proses perebusan TBS kelapa sawit dapat tercapai, karena sistim kendalinya relatif lebih murah, mudah diprogram, fleksibel dan pemeliharaannya tidak rumit. Selain itu, memodifikasi mesin ini dengan sistem kendali juga mudah dan mendeteksi serta koreksi kesalahan lebih mudah. Lebih penting, pengolahan TBS dapat diamati secara visual dan keselamatan serta keamanan operator pabrik relatif lebih terjamin, tambah Feri.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007