Bengkulu (ANTARA News) - Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti mendampingi istrinya, Lily Martiani Maddari, yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) ke KPK, Jakarta, Selasa.

Saat masuk ke dalam mobil yang membawanya ke Bandara Fatmawati dari Markas Kepolisian Daerah Bengkulu, gubernur tidak menjawab satu pun pertanyaan yang dilontarkan awak media.

Dia enggan menanggapi apakah dirinya juga ikut terjaring OTT KPK atau tidak.

Sementara itu, Direktur Reskrimsus Kombes Pol Herman di Bengkulu, Selasa, menyebutkan ada lima orang yang terjaring OTT KPK, yakni istri gubernur Lily Martiani Maddari beserta dua orang yang diduga penyuap yakni berinisial RDS dan JW.

"Apakah gubernur terlibat, itu masih didalami KPK," kata Herman sesaat sebelum mengantar rombongan tim OTT KPK ke Jakarta.

Lily Martiani Maddari istri Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, Selasa pagi terjaring operasi tangkap tangan KPK terkait menerima komisi (fee) proyek pembangunan jalan di daerah itu.

"Sementara (barang bukti) satu miliar rupiah, tapi masih didalami tim KPK," kata Herman.

Namun, Herman menolak untuk memberikan keterangan lebih lanjut mengenai detail fee pembangunan infrastruktur jalan mana yang diterima oleh istri gubernur itu.

Lily terjaring operasi tangkap tangan di rumah kediaman pribadi yang berada di Jalan Hibrida, Kelurahan Sidomulyo, Kota Bengkulu, pada Selasa pagi.

KPK juga membawa sejumlah dokumen yang diduga bukti korupsi suap fee proyek tersebut. Lily menutup wajahnya dengan selendang hijau dan bungkam saat menuju mobil yang mengantarnya ke Bandara Fatmawati.

Sebelum mendampingi suaminya memimpin Bumi Rafflesia, Lily Martiani Maddari pernah menduduki kursi anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan. Dia juga sudah lebih dulu dikenal sebagai pengusaha sebelum berkiprah di dunia politik dan berhasil menjadi tokoh penting Partai Golkar di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.

Pewarta: Boyke LW
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017