London (ANTARA News) - Dubes RI untuk Bulgaria, Sri Astari Rasjid, menjadi pemrakarsa terselenggaranya Festival Asia untuk pertama kalinya di Sofia dengan mengajak negara Asia lainnya yaitu China, India, Iran, Jepang, Korea Selatan, Palestina, Suriah, Vietnam, Thailand, serta Filipina.

Acara yang diadakan di Borisova Garden, taman terbesar dan tertua di pusat Kota Sofia, Minggu, berhasil menarik sekitar ribuan pengunjung dan mendapat pemberitaan luas, demikian Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Sofia, Sofia Nurul kepada Antara London, Selasa.

Pengunjung datang dari beberapa kota di sekeliling Sofia antusias menyaksikan pertunjukan kebudayaan yang dianggap eksotis dan menarik di tengah teriknya musim panas. Melihat antusiasme pengunjung dan suksesnya acara ini, berbagai pihak memuji upaya Indonesia dan mengharapkan acara yang sama dapat terulang tahun depan.

Tingginya dukungan pemerintah setempat ditunjukkan dengan kehadiran Wakil Presiden Bulgaria yang membuka langsung acara tersebut dan menyatakan kegembiraannya akan adanya pengenalan lebih lanjut budaya Asia di Bulgaria.

Dalam acara pembukaan diterbangkan burung merpati putih oleh masing-masing negara yang melambangkan bahwa acara ini bertujuan membawa persahabatan dan perdamaian bagi dunia.

Tari Kecak ditampilkan sebagai bagian dari prosesi utama pembukaan dan penutupan acara. Para penonton terpana dengan dinamika gerakan serta olah vokal penari yang melibatkan partisipasi warga KBRI Sofia.

Kehangatan suasana ini ditambah lagi dengan adanya variasi narasi dengan wayang kulit yang dibawakan dalam bahasa setempat oleh mahasiswa-mahasiswi jurusan teater di Bulgaria yang juga turut berpartisipasi. Anak-anak kecil pun turut serta dalam pementasan ini sebagai monyet-monyet kecil pengikut Hanoman.

Ogoh-ogoh setinggi kurang lebih empat meter dengan Busana Bali merupakan bagian dari prosesi kecak serta Barong menjadi obyek yang dijadikan tempat foto oleh pengunjung. Pengunjung juga tertarik untuk berfoto dan mencoba duduk di becak, bahkan beberapa anak kecil juga mendapat kesempatan merasakan berkeliling di dalamnya.

Dengan jumlah hanya sekitar 70 orang di Bulgaria, warga negara Indonesia bantu-membantu untuk pelaksanaan acara dan menampilkan seni kebudayaan Indonesia seperti angklung, pencak silat, Fashion Show batik, tari Bali, dan kecak. Guru Tari Kecak dan pembuat ogoh-ogoh juga khusus didatangkan dari Bali atas dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.



Makanan Indonesia

Sebagai pemrakarsa, stand/country booth Indonesia paling ramai karena diisi berbagai produk Indonesia, seperti mie instan atas sumbangan pabrik Indomie yang ada di Serbia, Kopi Indonesia yang dijual pengusaha lokal Bulgaria, serta produk lainnya yang masuk pasar setempat seperti Saos dan Kecap ABC.

Selain itu juga dijual berbagai macam makanan khas Indonesia seperti risol, dadar gulung, sate, mi ayam, dan tempe yang langsung diserbu pengunjung. Produk batik, cendera mata atau suvenir, dan perhiasan Indonesia juga turut menjadi incaran warga setempat yang hadir.

Acara ini merupakan kegiatan kekeluargaan yang tidak dipungut biaya. Berbagai negara menampilkan berbagai tampilan tarian, seni bela diri, musik di panggung utama seperti Muay Thai, Taekwondo, Belly dancing, K-Pop, cosplay. Selain itu juga ditampilkan berbagai jenis kuliner, kerajinan, dan suvernir di booth negara masing-masing.

Tersedia workshop corner tempat anak mengenal mainan Asia, belajar kaligrafi dari berbagai negara yang berbeda seperti Jepang, China, Korea, Iran, serta belajar cara membuat batik, bermain congklak, belajar bahasa Filipina, origami, dan lain-lain. Di festival tersebut juga tersedia pojok khusus untuk berfoto dengan kostum tradisi masing-masing negara peserta.

Menurut Dubes RI Sofia, Sri Astari Rasjid, tujuan acara ini adalah untuk mengenalkan Asia, khususnya Indonesia lebih dekat ke publik Bulgaria. Secara geografis, Bulgaria yang merupakan anggota Uni Eropa dapat menjadi pintu gerbang kedekatan Asia dengan Eropa.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017