Denpasar (ANTARA News) - Seluruh koleksi Museum Le Mayeur di Pantai Sanur, Bali, yang berumur ratusan tahun berhasil direstorasi (dipugar) oleh tim ahli bantuan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. "Ke-88 lukisan berhasil diperbaiki secara bertahap dan terakhir 12 lukisan pada Pebruari lalu," kata Koordinator Museum Le Mayeur Sanur, I Gusti Putu Wiratha, di Denpasar, Kamis. Ia mengatakan upaya restorasi tersebut melalui proses cukup panjang karena sebelumnya harus dilakukan penelitian, sebagai dasar untuk melakukan perbaikan, sehingga hasilnya mendekati keasliannya. Perbaikan dan perawatan seluruh koleksi museum memorial itu dinilai sangat penting agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang, sekaligus menyelamatkan warisan budaya bangsa yang tak ternilai harganya. Koleksi Museum Le Mayeur menurut Wiratha mampu meletakkan landasan "perkawinan" budaya barat dan timur, sekaligus pelopor pelebur batas antarnegara, bangsa dan etnis yang sebelumnya dibentengi budaya masing-masing. Oleh sebab itu ke-88 lukisan yang menjadi koleksi museum serta arsitektur bangunan dapat dilestarikan, mengingat Museum Le mayeur mempunyai peranan dan fungsi yang strategis dalam pelestarian warisan budaya. Museum "memorial" Le Mayeur itu tergolong sebagai museum pendidikan yang dikelola oleh Pemerintah Propinsi Bali, salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Kebudayaan yang bernaung di bawah tanggung jawab Museum Bali. Museum tersebut sebelumnya adalah tempat tinggal pasangan suami-istri (pasutri) Le Mayeur-Ni Nyoman Polok. Le Mayeur adalah seniman warga negara Belgia yang sempat menjelajahi mancanegara antara lain Italia, Aljazair, Turki, Perancis, Afrika dan India. Selama periode tahun 1917-1929 sedikitnya berhasil menyelesaikan 88 lukisan berbagai corak dan ukuran. Seluruh karya seni itu diboyong ke Bali tahun 1932 dan kini menjadi koleksi Museum Le Mayeur. Le Mayeur selama 26 tahun hingga akhir hayatnya tahun 1958 menetap di Bali dan menyelesaikan karya seni kanvas, termasuk yang dijadikan koleksi 47 lukisan, ditambah dengan 41 karya seni yang dibawa dari luar negeri. Lukisan hasil karya terbaik yang diselesaikan saat keliling dunia maupun di Pulau Dewata seluruhnya 88 buah, kemudian dijadikan koleksi museum hingga sekarang. Seniman asal Belgia itu dalam menciptakan karya seni sering kali inspirasinya muncul dari kelincahan wanita Bali yang setia menjadi pendampingnya itu, saat menampilkan berbagai jenis tari Bali. Hal itu terlihat dari karya seni Le Mayeur berjudul "Dua wanita Menari", "Lima wanita Bermain Di Pinggir Kolam", "Tiga Wanita Bermain Di Jendela" dan "Bunga-bunga Di Sekitar Kolam" yang seluruhnya dirampungkan di Bali, ujar Wiratha.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007