Los Angeles (ANTARA News) - Bintang film laga, Chow Yun-Fat, yang memerankan tokoh pemimpin perompak, Kapten Sao Feng, dalam "Pirates of the Caribbean: At World`s End", mengaku ingin jadi pemeran utama sebuah film drama atau roman Hollywood, tetapi terganjal masalah rasisme. Chow, yang akting dan ketokohannya disetarakan dengan Robert De Niro, menyatakan frustrasi menghadapi kendala-kendala rasis yang hidup di industri perfilman Amerika. "Jujur saja, saya lebih suka bermain film drama. Di tengah masyarakat Amerika, aktor Asia tidak diterima sebagai pemimpin," katanya saat diwawancarai pekan lalu dalam tur promosi "Pirates". "Mungkin kami harus menunggu beberapa tahun lagi," katanya, seperti dikutip Reuters. Sutradara "Pirates", Gore Verbinski mengatakan, begitu para penulis memutuskan rencana membawa film itu ke Singapura, ia tahu Chow akan diminta untuk ikut bermain. "Saat itu kami tahu, tidak ada orang lain (kecuali Chow)," kata Verbinski. "Yun Fat adalah legenda hidup," tambahnya. Chow Yun Fat, 51 tahun, dikenal penonton Asia sebagai aktor berkelas setara Cary Grant dan James Bond. Tetapi di Hollywood, ia punya masalah selama produksi film "Anna and The King" dan "Crouching Tiger, Hidden Dragons," yang sangat dikenal penonton Amerika Serikat itu. "Ia membentur 'langit-langit kaca' di Hollywood," kata pembuat film Jeff Adachi, yang mengungkapkan topik itu di film dokumenter PBS, "The Slanted Screen". "Yang jadi soal, ada peran-peran seharusnya diberikan kepada bintang-bintang Asia, tetapi penonton tidak terbiasa melihat itu. Jadi, bagi studio, itu adalah sesuatu yang membuat mereka tidak mau menanamkan modal," kata Adachi. Aktor Asia pertama yang meraih popularitas di Amerika adalah Sessue Hayakamad dari Jepang, yang berperan dalam "The Cheat" (Cecil B DeMille, 1915). Aktor kelahiran Hawai, James Shigeta juga berhasil menembus pagar rasis di akhir 1950-an dan 1960, ketika ia bermain dalam film "Bridge to the Sun" sebagai lawan main Carroll Baker dan film musikal "Flower Drum Song" (1961). Belakangan menyusul Jacky Chan dan Jet Li. Sejarawan film, David Thomson mengatakan, tatkala Chow mendapat peran dalam film drama seperti yang dipopulerkan oleh Horrison Ford, ia tetap masih harus berjuang keras untuk mendapatkan peran film romantis. "Kami pelan-pelan mematahkan pagar-pagar (rasis) ini. Saya kira kita tidak bisa cepat mendorong aktor seperti Chow untuk berpikir bahwa dirinya akan mendapatkan jalan. Saya kira memang ada masalah besar rasisme di negara ini," kata Thomson. (*)

Copyright © ANTARA 2007