Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 306 UKM yang tersebar di empat desa di wilayah Kecamatan Porong, Sidoarjo yang menjadi korban semburan lumpur panas, mendapat bantuan dari Lapindo Brantas Inc sekitar Rp4,46 miliar. Bantuan itu diserahkan secara simbolis oleh General Manager Lapindo Brantas, Imam Agustino kepada perwakilan UKM di Surabaya, Jumat. Dari 306 UKM tersebut, sebanyak 184 usaha berada di Desa Jatirejo, 66 dari Desa Siring, 44 dari Desa Kedungbendo, dan 12 usaha lainnya berada di Desa Renokenongo. Jumlah bantuan yang diterima UKM itu bervariasi, tergantung besar kecilnya usaha. "Besarannya memang tidak seperti kerugian yang dialami, tapi kami berharap bantuan ini bisa meringankan beban korban dan untuk tambahan buka usaha," ucap Imam Agustino. Ia menambahkan, bantuan itu merupakan bentuk kepedulian Lapindo Brantas terhadap para korban semburan lumpur. Selain UKM, Lapindo Brantas juga telah membeli lahan serta aset sembilan perusahaan di wilayah Porong yang turut terkena dampak semburan lumpur. Total bantuan usaha untuk UKM dan pembelian lahan serta aset perusahaan itu mencapai Rp52,061 miliar. "Untuk pembelian lahan serta aset perusahaan, angkanya memang kami rahasiakan, karena penyelesaiannya secara `bussiness to bussiness`. Langkah ini juga untuk memenuhi ketetapan pemerintah yang tertuang dalam Perpres nomer 14 tahun 2007," tambah Imam. Mengenai pembayaran ganti rugi lahan warga, sekolah dan lainnya, Imam Agustinus menyatakan, pihaknya masih terus mengupayakan jalan terbaik. Sementara itu, sejumlah warga korban lumpur penerima bantuan UKM yang dikonfirmasi mengaku, kecewa dengan kecilnya bantuan yang diberikan dan tidak sesuai klaim yang disampaikan kepada Lapindo. Namun, mereka mengaku akhirnya bersedia menerima bantuan itu untuk memulai usaha baru. "Ketimbang tidak dapat, lebih baik kami terima saja meski jumlahnya sangat kecil," ujar H.Fiandik. Ia mengaku, mendapat bantuan sebesar Rp6,25 juta dari klaim Rp40 juta lebih yang diajukan kepada Lapindo atas usaha peternakan ayamnya yang hancur terkena dampak lumpur. "Uang segitu untuk usaha ternak lagi jelas tidak cukup, tapi terpaksa saya terima. Minimal saya bisa usaha lainnya," tambahnya. Achmad Sayudi, penerima bantuan lainnya juga mengungkapkan hal senada. Usaha toko kelontong yang dikelolanya telah tutup sejak Agustus 2006 dan kerugian yang diderita mencapai Rp12 juta lebih. "Saya dapat bantuan hanya Rp3 juta dan itu jelas tidak cukup untuk buka usaha lagi. Kalau dibilang kecewa, ya jelas kecewa, tapi mau bagaimana lagi," tuturnya, lirih. Suyadi menyayangkan sikap Lapindo yang kurang transparan dalam pemberian bantuan tersebut. "Kalau dihitung-hitung, dari total bantuan yang dikeluarkan Lapindo terhadap 306 UKM, kalau dipukul rata masing-masing bisa dapat sekitar Rp9 jutaan. Tapi kenyataannya banyak yang dapat di bawah itu, bahkan lebih kecil seperti saya," ungkapnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007