Jakarta (ANTARA News) - Setelah dilakukannya uji coba jalur transportasi air dari dermaga Halimun hingga dermaga Karet Jakarta Pusat sepanjang sekitar dua kilometer, maka jalur kali Angke di Jakarta Barat menuju Utara juga berpotensi untuk dilewati moda transportasi air. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta Wishnu Subagyo di Jakarta, akhir pekan ini, memaparkan kawasan Kali Angke berpotensi terutama mulai Jembatan Pesing hingga Muara. "Nantinya bisa dikembangkan lebih lanjut, tentunya dengan menyesuaikan jarak antara jembatan dengan permukaan air sekitar 2,75 meter sesuai dengan yang disyaratkan oleh Dinas Perhubungan," katanya. Dipaparkannya, Dinas PU DKI untuk keperluan tersebut telah membenahi dua jembatan yaitu Jembatan Genit dan Jembatan Teluk Gong. "Itu sudah kita sesuaikan yaitu jarak antara jembatan dengan permukaan 2,75 meter sesuai dengan ukuran kapal yang digunakan Dishub," ujar Wishnu. Alternatif pengembangan transportasi air lainnya adalah menuju arah Karet dari dermaga Karet ke pintu air karet yang saat ini belum bisa melewati jembatan di kawasan H. Mas Mansyur. "Kalau setelah evaluasi ke depan diputuskan berlanjut kita akan naikkan tinggi jembatan itu agar clearencenya sesuai," tegasnya. Sementara untuk jalur dermaga Halimun arah pintu air Manggarai, Wishnu mengatakan pengembangannya menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane. "Saat ini mereka pun sudah melakukan lelang untuk pengerjaan jalur itu," kata Wishnu. Panjang Kanal Banjir Barat sendiri mulai Pintu Air Manggarai hingga ke hilir di daerah Muara Angke adalah 17 kilometer. Terkait penanganan sampah di sepanjang jalur transportasi air, Wishnu menyatakan sejak awal pihaknya telah memiliki kebijakan pembersihan alur sungai dan alur anak sungai di Jakarta yang dikerjakan oleh swasta. "Untuk sampah, kita punya layanan pembersihan kali sepanjang tahun. Namun untuk menjaga agar tidak banyak sampah yang masuk kita akan memasang jaring dua buah (double net-red) setelah pintu air Manggarai," katanya. Dalam kondisi biasa atau normal dan kemarau rata-rata 40 meter kubik sampah yang masuk ke Kanal Banjir Barat mulai Manggarai ke hilir namun bila terjadi banjir volume sampah dapat meningkat hingga ratusan kubik sehari Sementara volume sampah di 13 sungai yang mengalir di sekitar Jakarta beserta anak sungainya mencapai 240.000 meter kubik per tahun. "Biaya yang diperlukan untuk membersihkan sampah itu semua mencapai Rp33 miliar. Padahal kalau kita semua sadar tidak membuang sampah ke sungai dana itu bisa digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat," tutur Wishnu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007