Tel Aviv (ANTARA News) - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Sabtu, mengancam akan membunuh prajurit Israel yang ditangkapnya, Gilad Shalit, demikian laporan media setempat. "Israel dapat melupakan Shalit, jika para pemimpin senior Hamas meninggal," kata jurubicara sayap bersenjata gerakan pejuang garis keras Palestina tersebut sebagaimana dikutip DPA dan AFP. Jurubicara Hamas juga mengatakan serangan bunuh-diri baru di Israel hanya soal waktu. Kopral Gilad Shalit ditangkap pada 25 Juni 2006, dan sejak itu telah diduga disandera di Jalur Gaza. Israel melancarkan serangan militer selama lebih 30 hari ke Jalur Gaza setelah Kopralnya ditangkap oleh pejuang Palestina. Sementara itu pesawat tempur Israel menggempur beberapa sasaran lagi di Jalur Gaza, Sabtu, sehingga menewaskan lima orang, sementara faksi Palestina yang bertikai bersiap melakukan pertemuan guna mengokohkan gencatan senjata rapuh mereka dan berusaha mencapai kesepakatan mengenai Israel. Mitra senior koalisi yang memerintah di Palestina, Hamas, menimpakan tanggug jawab atas Israel bagi diakhirinya serangan roket yang telah menyulut serangan udara Israel, dan menuntut negara Yahudi itu agar menghentikan serangan lebih dulu. Lima orang Palestina tewas dan delapan lagi cedera dalam empat serangan udara beruntun Sabtu pagi terhadap bangunan yang digunakan oleh Pasukan Pelaksana paramiliter, yang setia pada Hamas, kata beberapa sumber medis. Tiga mayat orang Palestina ditemukan di bawah puing satu bangunan yang rusak dalam satu serangan di permukiman Zeitun di sebelah selatan Kota Gaza. Enam orang cedera, dua di antara mereka belakangan wafat. Dua lagi pos Pasukan Pelaksana diserang, satu di dekat kamp pengungsi Shati, tempat empat orang cedera, dan satu lagi di Rafah, bagian selatan Jalur Gaza. Serangan keempat ditujukan ke satu kamp pelatihan pejuang Palestina di Khan Yunis, yang juga terletak di bagian selatan Jalur Gaza. Tak ada laporan mengenai korban jiwa dalam serangan tersebut. Pasukan keamaan Israel juga menembak hingga tewas dua pria Palestina bersenjata yang melepaskan tembakan ke arah mereka di Jerusalem Timur, Sabtu, kata polisi Israel mengatakan dalam suatu pernyataan. Ditambahkannya, empat personil polisi Israel cedera. Sedikitnya 45 warga Jalur Gaza telah meninggal dalam serangan udara Israel sejak 16 Mei, yang dikatakan Israel ditujukan untuk mencegah pejuang Palestina menembakkan roket ke dalam wilayah Israel. Serangan itu telah menewaskan satu wanita Israel dan melukai 19 orang lagi. Sementara itu pasukan Israel menangkap seorang menteri Hamas, Wafsi Qabha, selama serbuan Sabtu malam terhadap rumahnya di Tepi Barat Sungai Jordan, kata istrinya dan beberapa sumber Palestina. Israel sudah menahan 33 pejabat senior Hamas di Tepi Barat, Kamis, termasuk Menteri Pendidikan Nassereddin Ash-Shaer. Menteri Pertahanan Israel, Amir Peretz, berusaha membenarkan penangkapan tersebut, dan mengatakan mereka mengirim "pesan kepada cabang militer organisasi teror agar menghentikan serangan roket mereka". Sabtu malam, pesawat tempur Israel telah menyerang satu pos penjaga di rumah Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya di Jalur Gaza, tokoh senior Hamas, kata saksi mata, tapi militer Yahudi membantah bahwa Haniya adalah sasarannya. HAamas memperingatkan Israel agar tak berusaha membunuh Haniya atau pemimpin lain Hamas. Dalam surat peringatan dari sayap bersenjata Hamas, Abu Abaida, jurubicara Brigade Ezzedine Al-Qassam, mengatakan, "Setiap serangan terhadap pemimpin politik atau militer kami akan menambah ketidak-pastian mengenai nasib Kopral Shalit". (*)

Copyright © ANTARA 2007