Jakarta (ANTARA News) - Direksi PT Jakarta International Container Terminal (JICT) membantah keras informasi mengenai adanya pengusiran pekerja JICT di area kerja perusahaan itu pada Kamis (3/8) pukul 03.00 WIB.

"Pengosongan area kerja dari unsur pekerja JICT tersebut merupakan upaya sterilisasi menyusul rencana mogok kerja yang akan dilakukan SP JICT mulai Kamis ini mulai pukul 07.00 WIB," kata Wakil Direktur Utama PT JICT Riza Erivan, saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, keputusan untuk mengosongkan area pelabuhan JICT merupakan keputusan bersama yang sudah dikoordinasikan kepada Dinas Tenaga Kerja, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan aparat kepolisian.

"Ini upaya preventif yang harus dilakukan untuk menjaga kondisi pelabuhan tetap kondusif selama aksi mogok berlangsung," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pada hari ini 93/8) PT JICT membatasi jumlah area kantor yang dapat dimasuki untuk kepentingan keamanan dan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan serta semata-mata untuk melindungi aset perusahaan yang juga merupakan aset negara.

"Keputusan ini sudah dikoordinasikan dan didukung oleh pemangku kepentingan lainnya. Jika situasi sudah kondusif, kami akan membuka kembali kegiatan kantor seperti biasa dan bagi yang ingin bekerja dipersilahkan untuk memberikan pernyataan tertulis," ujar Riza.

Riza menegaskan, situasi di JICT aman dan terkendali serta seluruh proses bongkar muat dan pengalihan muatan tetap berjalan optimal sejalan dengan rencana darurat yang telah disusun manajemen sebelumnya.

"Rencana darurat yang kami siapkan berjalan dengan baik. Kami akan terus berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan dan pemangku kepentingan lainnya agar kegiatan di Pelabuhan Tanjung Priok tetap berjalan optimal, sehingga tidak menganggu kegiatan ekonomi nasional," tegas Riza.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal SP JICT M Firmansyah mengklaim mogok kerja oleh sekitar 650 pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja (SP) PT Jakarta International Container Terminal (JICT) di pelabuhan petikemas terbesar di Indonesia itu, telah melumpuhkan kondisi terminal itu sejak pukul 07.00 WIB, Kamis (3/8) .

"Terminal JICT yang menangani hampir 70 persen ekspor impor Jabodetabek lumpuh total sejak pukul 07.00 WIB," kata Firmansyah.

Para pekerja, kata Firmansyah, melakukan aksi mogok di area lobi kantor JICT.

"Aksi mogok didahului penutupan pelabuhan dan "sweeping" oleh Direksi JICT pada pukul 03.00 WIB dini hari tadi. Padahal pekerja mulai mogok pada pukul 07.00 WIB," kata Firmansyah.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017