Pangkalpinang (ANTARA News) - Pemerintah mulai menggarap kembali hujan buatan di Pulau Jawa dalam meningkatkan debit dan permukaan air hingga mampu mengairi persawahan pada musim kemarau. Kepala Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian RI, DR Kaman Nainggolan, mengatakan bahwa hujan buatan dikerjakan oleh Badan Penerapan dan pengkajian teknologi (BPPT) bersama Departemen PU dengan dana Rp15 miliar. "Kegiatan membuat hujan buatan itu telah berlangsung dibeberapa titik lokasi dan akan terus dilakukan bila sudah ada awan dan benih hujan," ujar Kaman di Pangkalpinang, Selasa. Kegiatan membuat hujan buatan sudah berhasil dilakukan pada sebuah waduk di Jawa Timur. Hujan mengucur deras setelah bahan kimia ditebar diawan yang mengandung hujan. Angin berhembus pelan hingga curah hujan masuk kedalam waduk hingga elevasi permukaan air mencapai titik normal kembali. Kaman mengatakan, bila air waduk dalam batas aman untuk mengairi persawahan, maka kegiatan penanaman padi terutama yang mengandalkan irigasi teknis tidak akan terganggu. Hujan buatan juga akan dilakukan di atas permukaan waduk Jatiluhur, waduk Sutami dan beberapa waduk lainnya. Peningkatan debit air juga bisa menjamin kelancaran aliran listrik terutama bila air waduk juga digunakan untuk menggerakkan turbin. Ia meminta petani bisa menyesuaikan waktu tanam. Bila sawah mereka mengandalkan irigasi teknis dan pasokan air cukup penanaman bisa dilakukan hingga lima kali perdua tahun. Petani juga dianjurkan menggunakan bibit unggul dan memberikan pupuk sesuai ketentuan hingga produktivitas hasil panen bisa ditingkatkan. "Kita berharap walaupun ada musim kemarau produksi padi bisa terus ditingkatkan ataupun minimal dipertahankan seperti tahun 2006 lalu," ujarnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007