Ende, Flores (ANTARA News) - Presiden RI periode 2001-2004, Megawati Soekarnoputri, menilai bahwa tampaknya sebagian masyarakat Indonesia mulai melupakan makna Pancasila sehingga dalam kancah perpolitikan terlihat adanya keresahan. "Sepertinya tidak punya satu tujuan atau arah tujuan, sehingga kita pun tidak tahu kemana sebenarnya kita memproklamasikan kemerdekaan Indonesia," katanya kepada wartawan, di Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat. Puteri Proklamator Kemerdekaan RI ini mengaku, kehadirannya di Kabupaten Ende itu bertujuan menghidupkan kembali cita-cita reformasi yang dikumandangkan Bung Karno (Ir. Soekarno), proklamator kemerdekaan RI yang juga ayah kandungnya. Bahkan, Megawati memimpin upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Lapangan Perse Ende yang dihadiri ribuan massa termasukpengurus dan simpatisan Partai Indonesia Perjuangan (PDIP). Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP itu sangat setuju jika Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Juni dijadikan sebagai hari libur nasional, namun hendaknya rakyat yang mengajukan hal itu kepada pemerintah. "Harusnya demikian, kita perlu terus mempelajari sejarah karena tentunya ada kekuatan dan kelemahannya. Mengapa kita tidak seperti bangsa lain yang menghargai sejarah, bahkan mempelajari semua sejarah," ujarnya. Menurut dia, untuk membangun bangsa, maka hikmah dari kekuatan sejarah itu yang diambil, bukan kelemahannya. Megawati juga menilai, suasana perpolitikan di Indonesia saat ini terkesan kering atau tanpa arah yang jelas. "Menurut saya, pemimpin bangsa bicara tanpa arah, sementara rakyat membutuhkan penjelasan yang benar. Rakyat ingin pemimpin berkata yang benar," demikian Megawati. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007