Los Angeles (ANTARA News) - SpaceX meluncurkan satelit pertama yang sepenuhnya dirancang dan dibangun di Taiwan, satu pesawat antariksa yang ditujukan untuk memperbaiki prakiraan cuaca dan pemetaan, observasi lingkungan dan riset antariksa.

Satelit FORMOSAT-5 dengan bobot hampir 450 kilogram itu diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 pada Kamis pukul 11.51 waktu setempat.

"Falcon 9 sudah lepas landas," kata teknisi SpaceX Lauren Lyons saat roket tersebut meluncur ke angkasa dari tempat peluncuran, meninggalkan kepulan asap di Vandenberg Air Force Base, California.

Sekitar 10 menit usai peluncuran, SpaceX mengonfirmasi bahwa FORMOSAT-5 berhasil masuk ke orbit.

Satelit itu dirancang untuk beroperasi selama lima tahun, dan akan mengorbiti Bumi sekali setiap 100 menit.

Pendahulunya, FORMOSAT-2, dinonaktifkan tahun lalu setelah 12 tahun. Dalam rentang waktu tersebut, satelit itu memetakan serangkaian bencana alam besar di berbagai wilayah Asia dan Afrika. Roket ini juga dirancang beroperasi hanya selama lima tahun.


Sukses Kembali

Melanjutkan upayanya untuk menggunakan kembali komponen-komponen roket yang mahal alih-alih membuangnya ke laut setelah peluncuran, SpaceX berhasil mendaratkan tahap pertama Falcon 9 di platform yang mengapung di Samudra Pasifik.

"Ini sukses ke-15 pendaratan Falcon 9," kata Lyons dalam siaran langsung dengan latar sorakan di pengendali misi SpaceX di Hawthorne, California.

Setelah memisah dari tahap kedua roket, porsi tahap pertama yang lebih tinggi menggerakkan mesinnya dan kembali ke Bumi.

Kamera-kamera yang dipasang pada roket menunjukkan roket itu mendarat tegak luruh di kapal drone bernama "Just Read the Instructions."

SpaceX berencana mengangkut roket kembali dan memperbaruinya supaya bisa digunakan untuk peluncuran selanjutnya, demikian menurut warta kantor berita AFP.(ab/)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017