Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima Presiden Timor Leste, Ramos Horta, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa pagi. Kunjungan kenegaraan tiga hari Ramos Horta mulai 4 hingga 6 Mei ini merupakan kunjungan pertamanya ke Jakarta sebagai Presiden Timor Leste. Kedua kepala negara dijadwalkan melakukan pertemuan dwi-pihak setelah acara penyambutan kenegaraan di halaman Istana Merdeka, dimana lagu kebangsaan dua negara dikumandangkan diiringi dentuman meriam sebanyak 21 kali. Ramos Horta yang mengenakan setelan berwarna hitam juga melakukan prosesi pemeriksaan pasukan, dengan disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ramos Horta terpilih secara demokratis sebagai Presiden Timor Leste dan telah dilantik oleh Ketua Parlemen Nasional pada 20 Mei 2007. Presiden Yudhoyono telah mengirimkan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda sebagai utusan khusus dalam acara pelantikan tersebut dan kunjungan Menlu mendapat sambutan hangat dari pihak Timor leste. Kemenangan Ramos Horta dalam Pemilu Presiden memberikan dampak positif bagi penguatan hubungan RI-TImor Leste yang selama ini berjalan baik. Dalam Pidato pelantikannya sebagai Presiden, Ramos Horta telah memberikan sinyal kedekatannya dengan RI, antara lain dengan menggunakan bahasa Indonesia pada sebagian pidatonya serta menegaskan bahwa Indonesia adalah sebuah negara demokratis yang semakin maju. Turut serta dalam rombongan Presiden Timor Leste antara lain Pejabat Sementara Menlu Adalijiza Magno, Wakil Menteri Pendidikan Victor Da Costa Suares, Menteri Pertahanan Letnan Kolonel Filomeno Paixo, dan Letnan Kolonel Joao Moranda Alub Descart. Dalam perundingan bilateral, Yudhoyono didampingi sejumlah menteri, antara lain Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, Menko Perekonomian Boediono, Menristek Kusmayanto Kadiman, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Kapolri Jenderal Polisi Sutanto dan Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto. Pada jam yang sama, sebenarnya Presiden telah diundang DPR untuk menghadiri rapat paripurna dengan agenda menjawab hak Interpelasi tentang nuklir Iran. Namun Presiden tidak dapat hadir dan diwakili oleh Menko Polhukam Widodo AS, Menlu Hassan Wirajuda serta Mensesneg Hatta Rajasa. (*)

Copyright © ANTARA 2007