Surabaya (ANTARA News) - Upaya pencurian kabel fiber optic milik Telkom di Sidaredja-Kebumen, Jateng, Selasa dini hari sekitar pukul 03.26 WIB, telah berdampak terhadap terganggunya layanan telekomunikasi di Jawa. "Kami mengakui telah terjadi gangguan fasilitas telekomunikasi hari ini akibat putusnya fiber optic yang membentang di jalur Utara Jawa Barat," kata Vice President Public and Marketing Communication Telkom Eddy Kurnia, dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA News di Surabaya. Eddy menjelaskan, gangguan itu terjadi setelah kabel fiber optic jalur telekomunikasi Selatan Jateng, yakni di link Sidaredja-Kebumen terputus, sementara jalur Utara di link pagaden-Cikampek, masih dalam perbaikan karena lebih dulu terputus. Menurut dia, gangguan telekomunikasi awalnya terjadi pada 4 Juni 2007 sekitar pukul 16.00 WIB akibat putusnya kabel serat optik antara Pagaden dan Cikampek. Putusnya link tersebut tidak mengakibatkan terhentinya hubungan telepon, karena konfigurasi cincin (ring) yang dibangun Telkom secara otomatis mengalihkan trafik telepon ke link yang normal, yaitu jalur backbone yang berada di jalur Selatan. Namun, ketika jalur Selatan juga putus, maka layanan telekomunikasi menjadi terganggu, termasuk hubungan dari luar Jawa seperti Kalimantan dan Sulawesi yang terhubung ke Jawa melalui Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Seluruh trafik telepon yang melewati jalur Utara maupun jalur Selatan otomatis terganggu. Contoh hubungan yang terganggu adalah Surabaya-Jakarta, Balikpapan-Jakarta, Sukabumi-Semarang, Malang-Jakarta, dan lain-lain. Gangguan terjadi antara pukul 03.26 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Eddy menduga terputusnya backbone fiber optic itu disebabkan oleh ulah orang-orang tidak bertanggungjawab yang melakukan pencurian kabel. Ia belum mengetahui motif dari upaya pencurian kabel fiber optic tersebut. "Kami belum tahu motif sesungguhnya, apakah murni pencurian atau ada motif-motif lain mengingat nilai yang dicuri sebenarnya sangat tidak material, apalagi dibandingkan dengan akibat gangguan yang ditimbulkannya," katanya seraya menambahkan bahwa saat ini Unit Security dan Safety Telkom sedang melakukan investigasi terhadap kasus pemotongan kabel primer itu. Lebih lanjut ia mengemukakan, di Pulau Jawa, Telkom sebenarnya sudah membuat sistem sedemikian rupa sehingga apabila terjadi gangguan di salah satu jalur backbone maka secara otomatis sistem akan mengalihkannya ke jalur lain. "Namun dalam kasus ini, kedua jalur terputus secara bersamaan sehingga praktis seluruh hubungan yang melewati jalur tersebut terganggu," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007