Jakarta (ANTARA News) - Komisi Eropa menyediakan dana sebesar 7,2 juta euro atau sekitar Rp85 miliar untuk membantu proses integrasi ASEAN. Bantuan yang diberi nama "ASEAN Programme for Regional Integration Support" (APRIS) tersebut merupakan fase kedua, yang pada Selasa malam, diluncurkan di Sekretariat Jenderal ASEAN, Jakarta. "Program ini bertujuan untuk memperkuat proses integrasi antara Uni Eropa dan ASEAN sebagai satu kesatuan dalam rangka mendukung proses dialong TREATI/READI (Trans-Regional EU-ASEAN Trade Initiative/Regional EU-ASEAN Dialogue Instrument)," kata Sekretaris Jenderal ASEAN, Ong Keng Yong, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, APRIS II akan memfokuskan pada standardisasi dari sektor-sektor prioritas negara-negara ASEAN yang diperdagangkan, seperti pertanian, perikanan, elektronik, kosmetik serta produk-produk kayu olahan. "Program ini juga akan memfokuskan pada masalah pajak yang selama ini sering mengalami banyak masalah, terutama dalam hal transparnsi," katanya. APRIS II, lanjutnya, telah berjalan dari bulan November 2006 hingga November 2009 yang mengikuti kesuksesan APRIS I yang juga berjalan selama tiga tahun dimulai pada September 2003. Sementara itu, Kepala Delegasi Komisi Eropa untuk Indonesia, Rosamaria Gili mengatakan Uni Eropa mencoba memberikan kontribusi pada ASEAN dalam proses integrasinya, terutama dalam memberikan pengalamannya menciptakan proses satu pasar (single market) di Uni Eropa. "Komitmen Uni Eropa untuk mendukung ASEAN telah ditegaskan melalui dokumen strategi Komisi Eropa "A New Partnership with Southeast Asia" (program kerjasama baru dengan Asia Tenggara) pada Juli 2003," kata dia Komitmen tersebut, ucapnya, bertujuan memperkuat perdagangan regional dan investasi antara ASEAN dan Uni Eropa. "Hal tersebut telah semakin dipertegas dalam Deklarasi Nuremberg pada 15 Maret," ujar dia. Ong Keng Yong menambahkan ASEAN amat terbuka terhadap bantuan dari Uni Eropa, terutama pada area integrasi ekonomi. "Program ini akan menyediakan bantuan teknis kepada ASEAN serta menyiapkan ASEAN menghadapi wilayah perdagangan bebas," ujar dia. Ia menambahkan, APRIS II terdiri lima komponen, yaitu standardisasi, masalah pajak dan fasilitas perdagangan, investasi, peningkatan kapasitas serta proses dialog TREATI/READI. "Walaupun banyak hambatan yang dihadapi ASEAN dalam mengembangkan integrasi ekonominya, seperti masalah transportasi serta masalah dalam pemerintahannya pada masing-masing negara ASEAN yang beraneka rupa, program ini diharapkan pada akhirnya dapat menciptakan liberalisasi perdagangan ASEAN", tambah dia. (*)

Copyright © ANTARA 2007