Kediri (ANTARA News) - Kawanan pelaku pemerasan di Kediri, Jawa Timur, yang diduga telah mengakibatkan seorang bandar judi dadu tewas, akhirnya tertangkap, bahkan lima diantaranya adalah oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL). Kanit Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri, Iptu Sukarman, Kamis, mengatakan, para pelaku pemerasan yang sebelumnya mengaku sebagai anggota Polri tersebut ditangkap di tempat berbeda. Menurut dia, hanya dua yang tercatat sebagai warga sipil, yakni ES (40), warga Kelurahan Banaran RT 08/RW IX, Kota Kediri dan IM (40), warga Desa Senden, Kecamatan Kayen Kidul, Kabipaten Kediri. "Sedang lima oknum anggota TNI AL yang terlibat dalam kasus tersebut langsung dikirim ke kesatuannya di Surabaya," ujar Sukarman kepada wartawan. Penangkapan tersebut dilakukan petugas Satuan Reskrim Polres Kediri dengan melacak nomor polisi Isuzu Panther AG-1621-DB yang digunakan para pelaku untuk melakukan pemerasan terhadap bandar judi dadu. "Mobil yang digunakan para pelaku, ternyata mobil sewaan sehingga kami mudah makukan pelacakan sampai menangkap para pelakunya," katanya. Menurut dia, sebelumnya para pelaku tersebut dibawa ke Mapolwil Kediri untuk dimintai keterangan lebih lanjut karena tempat kejadian tewasnya salah seorang bandar judi dadu di wilayah Kota Kediri. Namun setelah dimintai keterangan dua pelaku warga sipil segera dipindahkan ke tahanan Mapolres Kediri karena awal peristiwa pemerasan terjadi di Ringin Rejo, Kabupaten Kediri. Sedang lima oknum anggota TNI-AL langsung dikirim ke Surabaya. Seperti diberitakan ANTARA sebelumnya, bandar judi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Sumilih (75), tewas setelah diperas tiga orang yang mengaku sebagai anggota Polri. Putri korban, Dwi Winarti (41), dalam keterangannya di Mapolres Kediri, Senin mengungkapkan, sejak Minggu (3/6) sore, bapaknya yang membuka usaha sebagai bandar judi dadu itu pergi meninggalkan rumah di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo. "Yang saya tahu bapak mau menggelar judi dadu di pertunjukan musik dangdut di Lapangan Ringin Rejo," ujarnya. Di tempat itu, korban ditemani Ks (40) dan Mi (47), sesama bandar judi yang juga tetangga korban. Ketika hendak menggelar usaha perjudiannya itu, ketiganya didatangi tiga orang yang mengaku sebagai anggota Polri. Kemudian ketiganya dimasukkan ke dalam mobil Isuzu Panther dan dan diajak berputar-putar. Di tengah perjalanan, salah seorang pelaku meminta "uang damai" agar usahanya berjalan mulus. Salah satu pelaku meminta uang Rp5 juta, tapi oleh Ks ditawar Rp1 juta. Lalu pelaku tersebut menurunkan permintaannya menjadi Rp4 juta dan Ks pun menaikkan tawarannya menjadi Rp2 juta. Sumilih yang saat itu duduk bersebelahan dengan Mi, tiba-tiba jatuh pingsan ketika kendaraan yang ditumpangi bersama ketiga pelaku melintas di Perempatan Kemuning, Kota Kediri. Kawanan pelaku pun kebingungan sehingga terpaksa mereka mengantarkan pulang Sumilih, Ks, dan Mi. "Begitu sampai di halaman rumah, bapak sudah tidak bernafas lagi," kata Dwi Winarti yang ikut membopong bapaknya dari halaman menuju rumah. Ia mengaku, jika sebelumnya orang tuanya itu menderita penyakit jantung. Kemudian penyakit itu kambuh saat diinterogasi di dalam mobil oleh tiga kawanan pelaku pemerasan yang mengaku sebagai anggota polisi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007