Jakarta (ANTARA News) - Karya terbaru sutradara Mouly Surya, "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak", akan didistribusikan ke-18 negara, termasuk di antaranya Amerika Serikat, Kanada, negara di Eropa dan Asia Tenggara.

Menembus distribusi internasional jadi tantangan bagi produsen film Marlina yang berasal dari Asia, apalagi Indonesia yang namanya belum mashyur. 

"Kami punya press kit juga di halaman belakang pakai peta Indonesia," kata produser Rama Adi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, menambahkan belum banyak film Indonesia yang dikenal di panggung internasional.

"Kita harus unjuk gigi dulu untuk menarik perhatian mereka."

Bermitra dengan rumah produksi di luar negeri membantu "Marlina" mengembangkan sayap agar bisa dinikmati penonton-penonton di luar Indonesia. 

Film yang dibintangi Marsha Timothy itu juga masuk seleksi ke berbagai festival film internasional yang bergengsi, sebuah strategi untuk memperluas jalur distribusi.

"Marlina" masuk seleksi Festival Film Cannes, New Zealand International Film Festival dan Melbourne Film Festival serta Toronto International Film Festival bulan ini.

"Seleksi di Cannes dan Toronto adalah strategi kami untuk membuka jalur distribusi seluas-luasnya," kata produser Fauzan Zidni.

Rumah produksi Cinesurya bekerjasama dengan beberapa pihak yaitu Kaninga Pictures, Sasha & Co. Production (Perancis), Astro Shaw (Malaysia), Hooq Originals (Singapura), dan Purin Pictures (Thailand). 

"Marlina" mendapatkan dukungan dari dua kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Perancis lewat Cinemas du Monde dan pusat sinema CNC, Institut Francais. Film itu jadi film Indonesia pertama yang menerima subsidi bergengsi dari dua kementerian Prancis tersebut.

Setelah wara-wiri di festival film internasional, akhirnya "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" bakal tayang di bioskop Indonesia pada 16 November 2017.

"Marlina akan pulang ke rumah, saya senang sekali karena bagaimanapun seindah-indahnya luar negeri, tetap rumah sendiri lebih nyaman," imbuh Mouly.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017