Jakarta (ANTARA News) - DPP Partai Bintang Reformasi (PBR) belum menetapkan pengganti Zaenal Maarif untuk menduduki posisi Wakil Ketua DPR setelah PBR secara resmi me-recall Zaenal dan proses pergantian antar waktu (PAW) sedang diproses di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurut Ketua DPP PBR Ade Daud Nasution di Press Room DPR/MPR Jakarta, Jumat, DPP PBR baru menetapkan pengganti Zaenal untuk keanggotaan DPR dan MPR. Sedangkan pengganti Zaenal di posisi Wakil Ketua DPR belum ditentukan. Ade Daud Nasution mengemukakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada DPR apakah akan tetap memberi peluang kepada PBR untuk menempati posisi Wakil Ketua DPR atau mengosongkan posisi itu. "Terserah DPR. Kalau mau dikosongkan juga gak apa-apa," katanya. Ade tidak mengelak ketika dikonfirmasi bahwa pergantian terhadap Zaenal Maarif dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR mapun sebagai anggota Fraksi PBR di DPR/MPR sebagai buntut konflik internal di PBR. Konflik itu berasal dari Muktamar PBR di Bali tahun lalu. "Zaenal nggak denger kata saya. Persoalannya sebenarnya selesai kalau Zaenal minta maaf. Tetapi hal itu tidak dilakukan Zaenal," katanya. Jika saat ini Zaenal akan meminta maaf, kata Ade Daud Nasution, sudah terlambat. "Di Muktamar PBR di Bali itu, semua kandidat secara tertulis menandatangani pernyataan `siap menang-siap kalah`. Rupanya Zaenal tidak siap kalah," katanya. Dia mengemukakan, proses pergantian zaenal tidak terelakkan karena sudah diproses pimpinan DPR. Pimpinan DPR juga sudah mengirim surat PAW ke KPU. Ketika dikonfirmasi kemungkinan Fraksi PBR terpecah karena Zaenal sedang mendekati fraksi lain sebagai "biduk" baru untuk menyelamatkan kairnya--dimana Zaenal mengklaim pendekatan terhadap fraksi lain diikuti enam anggota PBR lainnya--Ade menolak klaim itu. "Yang melakukan pendekatan itu Zaenal sendiri. Fraksi PBR tetap utuh," katanya. Sementara itu, langkah Wakil Ketua DPR Zaenal Maarif menyeberang ke Fraksi PDIP DPR sebagai manuver untuk menyelamatkan diri dari tindakan "recall" yang dilakukan DPP Partai Bintang Reformasi (PBR) akhirnya kandas setelah PDIP ternyata tidak berkenan menerimanya. Menurut Ketua DPP PDIP yang juga Ketua Fraksi PDIP DPR Tjahjo Kumolo di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat, permohonan Zaenal untuk bergabung dengan Fraksi PDIP ditolak rapat pleno DPP PDIP. "PDIP menyatakan terima kasih kepada Zaenal yang berniat bergabung dengan Fraksi PDIP DPR, tetapi rapat pleno dengan hormat menolak Pak Zaenal. Ini keputusan rapat pleno DPP PDIP pada 5 Juni 2007," kata Tjahjo.)(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007