Kupang (ANTARA News) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus, mengatakan Pemerintah Timor Leste segera merevisi perjanjian udara (air agreement) untuk mendukung penerbangan internasional di negara itu.

"Dalam waktu dekat ini akan ada revisi air agreement (perjanjian udara) sehingga dapat membuka jalur penerbangan internasional," ungkap Sitorus dalam pertemuan dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Kupang, Rabu.

Ia mengaku, kunjungannya ke NTT yang berbatasan wilayah secara langsung dengan Timor Leste di Pulau Timor itu membawa misi khusus untuk membahas rute penerbangan internasional antara Dili dan Kupang dengan pemerintah daerah.

Menurutnya, NTT dan Timor Leste memliki keterkaitan yang sangat dekat dan memiliki kepentingan serta ketergantungan satu sama lain seperti di bidang transportasi dan ekonomi pada umumnya.

Untuk itu, menurutnya, pertemuan dengan Gubernur Frans Lebu Raya itu menjadi penting dalam membangun hubungan bilateral antara Indonesia dan Timor Leste sehingga penerbangan langsung kedua daerah itu segera terealisasi untuk mendukung kerja sama dimaksud.

Lebih lanjut, selain untuk hubungan bilateral, ia mengatakan kerja sama trilateral Indonesia-Timor Leste-Australia perlu dilakukan secara lebih nyata lagi pada semua sektor termasuk perizinan.

Ia menyebut, kerja sama sejumlah sektor ekonomi yang perlu diperkuat seperti sektor pariwisata, pertanian, transportasi, serta kelautan dan perikanan.

Dalam konteks kerja sama yang lebih luas itu, Sitorus berharap peran serta pemerintah setempat untuk terus menjaga kelancaran lalu lintas manusia yang melewati perbatasan (cross border).

"Perlu terus diiingatkan bahwa ada hukum internasional dalam melintasi perbatasan negara, harus dilengkapi dokumen passport," katanya.

Hal ini untuk meminimalisir adanya masalah keimigrasian yang dapat mengganggu hubungan baik kedua negara, katanya lagi.

"Kita perlu menjaga kepentingan yang lebih luas ke depan bagi kedua negara untuk maju bersama. Kami juga mendukung pembangunan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat perbatasan sesuai program Nawacita Presiden Joko Widodo. Intinya, kami juga akan dukung semua program Pak Gubernur," katanya.

Sementara itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, mengatakan kerja sama trilateral selama ini berjalan baik meskipun secara konkrit perlu dipertajam kembali dengan implementasi sektor-sektor yang telah disepakati bersama ketiga negara.

Sementara terkait perizinan sebagai persyaratan, lanjutnya menjadi hal penting untuk memberikan peluang bagi pelaku bisnis berivestasi, baik di bidang transportasi maupun sektor lainnya.

"NTT memiliki banyak potensi yang dapat nenarik banyak investor. Sektor pariwisata menjadi sektor yang cukup menjanjikan bagi peluang investasi juga sektor kelautan dan perikanan," kata Gubernur NTT dua periode itu.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017