Moskow (ANTARA News) - Keseimbangan stabilitas keamanan dunia yang tercipta saat ini merupakan hasil dari kerjasama yang baik atas berbagai faktor yang menentukan. Pakar masalah keamanan pada Akademi Sains Rusia, Yury Zaitsev, mengemukakan bahwa parameter keseimbangan stabilitas keamanan dunia itu terlihat dari majunya sistem keamanan yang sangat dinamis ini, salah satunya adalah nuklir - sebuah senjata strategis yang muncul sebagai elemen pertahanan penting. Namun, menurutnya, kondisi yang terlihat dari sistem ini sangat bergantung akan elemen-elemen lain. Dengan demikian, terdapat sebuah hubungan tak terpisahkan antara sistem persenjataan ofensif dan defensif. Baik Uni Soviet (kini Rusia) maupun AS sama-sama mengakui hal ini ketika menandatangani perjanjian anti rudal balistik (ABM). Semuanya dapat terlihat dalam perjanjian ini, di samping persetujuan atas pembatasan senjata strategis (SALT-1) yang ditandantangani secara simultan pada tahun 1972. Inti dari masalah yang timbul, antara lain ketegangan panjang yang berlansung selama seabad terakhir ini atas perlombaan senjata dan alat-alat pertahanan lainnya, tapi masalahnya menjadi fatal ketika ditemukan senjata nuklir, kata Zaitsev. "Pelindung apapun menjadi tidak berguna, sekalipun dapat menangkal 99 persen serangan nuklir. Satu persen saja serangan nuklir, bakal terjadi penghancuran massal," katanya. Pada saat yang sama, menurutnya, senjata ofensif akan terus maju meninggalkan senjata defensif, dan tidak ada pelindung yang mampu bertahan sekalipun mampu menangkal 99 persen serangan rudal. Menurut para pakar, banyak faktor yang membuat hal semacam ini menjadi terlihat tidak mungkin, mengingat sistem ABM milik AS muncul hanya sebagai sebuah perlindungan atas serangan pendahuluan dalam skala besar. Tapi, penempatannya akan menciptakan sebuah ilusi bahwa sistem ini dapat menangkal serangan kecil. Keunggulan dalam menangkal serangan pendahuluan ini menjadi salah satu bahaya atas sistem anti rudal balistik global itu sendiri, katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007