Probolinggo (ANTARA News) - Harga garam krosok di tingkat petani Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengalami kenaikan saat memasuki musim hujan karena cuaca mendung dan turun hujan di wilayah setempat.

"Cuaca mendung dan sering hujan berdampak pada produksi garam yang terganggu dan pedagang juga kesulitan mencari garam, sehingga otomatis harga jualnya kembali mahal," kata petani garam Suparyono di Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jumat.

Menurutnya, harga garam krosok di tingkat petani meningkat secara perlahan-lahan yakni pada pekan lalu sebesar Rp1.500 per kilogram dan kini naik menjadi Rp2.000 per kilogram, bahkan kenaikan harga tersebut terjadi secara bertahap.

"Setiap hari ada kenaikan harga garam berkisar Rp50 hingga Rp200 per kilogram pada awal memasuki musim hujan di Kabupaten Probolinggo," katanya.

Ia mengatakan petani garam bisa memproduksi sekitar 15 ton per petak lahan saat kondisi matahari sangat terik, sedangkan saat ini dengan cuaca mendung dan turun hujan maksimal hanya bisa memproduksi 5 ton saja per petak lahan.

"Kondisi itu dialami oleh sebagian besar petani garam, sehingga produksi garam di Probolinggo kemungkinan menurun pada musim hujan, namun di sisi lain harga garam naik," tuturnya.

Ketua Kelompok Tani Kalibuntu itu menjelaskan banyak petani yang menyimpan sebagian garamnya di gudang untuk persiapan dijual waktu musim hujan dan biasanya petani menyimpan antara 25 persen hingga 75 persen garam yang dipanen.

"Saya prediksi harga jual garam krosok di tingkat petani akan semakin tinggi. Harapannya semoga saja cuaca membaik karena percuma harga mahal, tetapi garam yang diproduksi sedikit," ujarnya.

Sementara Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Wahid Noor Aziz mengatakan kebutuhan garam konsumsi di Kabupaten Probolinggo sebanyak 3.100 ton, kemudian untuk usaha perikanan pengasinan dan lain-lain sebanyak 2.149 ton dan bidang peternakan 600 ton, sehingga total kebutuhan 5.849 ton setiap tahun.

Produksi garam Kabupaten Probolinggo hingga pertengahan September 2017 tercatat 7.323 ton dan jumlah itu dari luas tambak garam 315,3 hektare yang tersebar di 11 desa di empat kecamatan yang dikelola oleh 485 orang yang tergabung dalam 56 kelompok garam.

(T.KR-ZUM/C004)

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017