Manado (ANTARA News) - Sinyo Harry Sarundajang (SHS), Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), menegaskan bahwa Inu Kencana Syafii harus meminta maaf atas penulisan nama SHS selaku mantan Inspektur Jenderal Departemen Dalam Negeri (Irjen Depdagri) di buku "IPDN Undercover", karena isi tulisannya tidak sepenuhnya mengandung kebenaran. "Saya akan temui Inu guna meminta tanggungjawabnya dalam buku 'IPDN Undercover' yang menyebut nama saya," kata Sarundajang di Manado, Sabtu. Inisial SHS atau Sinyo Harry Sarundajang adalah mantan Irjen Depdagri, yang Inu, staf pengajar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), tuliskan bahwa memiliki hubungan keluarga dengan Drs BR, oknum yang dianggap bertanggungjawab terhadap kegiatan praja di lembaga pendidikan itu. "Saya tidak ada hubungan darah dengan BR atau keponakan, apalagi pernyataan BR yang ditulis Inu semuanya tidak mengandung unsur kebenaran," katanya. Sarundajang menilai, buku yang ditulis Inu hanya reka-reka sebuah persoalan tanpa memperhatikan unsur orang didalamnya, apalagi banyak bagian dalam buku hanya menamakan diri seseorang yang tidak boleh dicantumkan. Mantan Penjabat Gubernur Maluku dan Maluku Utara dimasa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri itu menilai, Inu sebenarnya telah melanggar kode etik dalam penulisan buku. "Ini sudah langgar kode etik dalam menulis buku, saya juga penulis buku dan sudah banyak karya yang dilepas ke masyarakat," katanya. Inu dalam buku "IPDN Undercover" halaman 219 menuliskan bahwa Drs BR mengaku keluarga dekat atau keponakan dari Irjen Depdagri berinisial SHS, sehingga selalu aman keluar malam untuk kepentingan pribadi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007