Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengatakan bahwa suku bunga pinjaman belum bisa senilai satu digit, walaupun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diturunkan menjadi 8,5 persen dari sebelumnya 8,75 persen. "Bunga pinjaman bisa satu digit apabila BI Rate mencapai 6 persen," kata pengamat perbankan itu di Jakarta, Senin. Ia mengatakan, masalahnya bukan bunga mencapai satu digit, tapi bagaimana sektor riil bisa bergerak, karena itu para investor asing maupun pengusaha harus aktif melakukan ekspansinya. Namun, ia menilai, investasi di dalam negeri masih belum menggembirakan karena investor asing masih menuntut kepastian hukum, dan kenyamanan berinvestasi. Menurut dia, suku bunga pinjaman sudah berkisar antara 10 sampai 11 persen sebenarnya pasar sudah cukup kondusif bagi dunia usaha. Penurunan BI Rate ini menjadi sentimen positif untuk mendorong percepatan pertumbuhan sektor riil, katanya. Ia mengatakan, bunga satu digit memang bisa tercapai kalau ada kesempatan. Kita menunggu kesempatan untuk menurunkan suku bunga pinjaman sampai satu digit mendorong pelaku dunia aktif melakukan pinjaman ke bank. Perbankan yang aktif menyalurkan kredit dan dunia usaha berjalan dengan baik yang didukung dengan masuknya investor asing ke pasar domestik, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh dengan cepat, ucapnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007