Tabanan, Bali (ANTARA News) - PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI) Persero, Cabang Denpasar, turut berperan aktif dalam membina usaha kecil menengah (UKM) khususnya para pengerajin ukiran khas Pulau Bali yang ada di Kabupaten Tabanan.

Staf Bidang Pelayanan Asabri Cabang Denpasar, Bali, Cokorda Istri Novianti dalam kunjungannya di Desa Marga, Kabupaten Tabanan, Rabu, mengatakan dengan adanya kredit usaha mikro ini diharapkan dapat memberdayakan UKM agar lebih mengeliat dan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat.

"Kunjungan kami ke pengusaha ukiran Bali ini untuk mengetahui perkembangan usaha mitra binaan Asabri dan ingin mengekspose geliat ekonomi mereka agar dapat menjadi contoh UKM lainnya," ujar Cok Novi ini.

Ia mengatakan, kredit usaha mikro yang dimiliki Asabri ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan yang sedang membutuhkan suntikan dana untuk mengembangkan usahanya.

Cok Novi menerangkan, untuk plafon kredit pinjaman kredit usaha mikro ini bisa diajukan mulai dari Rp25 juta hingga Rp200 juta dengan bunga tiga persen pertahun dengan jangka waktu selama tiga tahun pula.

"Syarat pengajuan kredit usaha mikro ini yakni Surat Keterangan Usaha atau SIUP, KTP, KK, Laporan keuangan dan rekening tabungan dan pas foto," ujarnya.

Sementara itu, mitra binaan Asabri yakni Made Suama yang juga Pemilik Usaha Ukiran Kayu Manika Stil Bali di Desa Blayu, Kabupaten Tabanan mengatakan, sangat bangga dengan peran aktif Asabri yang ikut membantu pelaku usaha kecil menengah yang memberikan kredit murah, proses cepat dan uang masuk rekening.

"Awalnya saya mendapat informasi kredit murah ini dari seorang bapak Made Sutirta yang memesan ukiran kayu untuk dijadikan bale badung (untuk bangunan gaya khas Bali) kepada saya," ujar Suama yang mengaku sudah belajar seni ukir sejak kelas enam SD itu.

Mendengar informasi ini, Made Sutirta mencari tau ke kantor Asabri Cabang Denpasar untuk pengajuan kredit usaha kecil ini. Saat mengajukan kredit usaha mikro ini, kata dia, pelayanannya sangat baik, cepat dan mudah, dimama saat itu dirinya mendapat pinjaman kredit hingga Rp75 juta.

"Dengan adanya kemudahan kredit dari Asabri ini usaha saya semakin berkembang dan kami bisa membuka peluang kerja untuk masyarakat di Desa Blayu," ujarnya.

Suama menerangkan, dengan adanya kredit ini pihaknya dapat mengembangkan usahanya dan mampu meraup omzet penjualan kurang lebih Rp240 juta per bulan untuk penjualan ukiran kayu jenis saka enam. "Setiap bulan menerima pesanan tiga unit ukiran kayu untuk dijadikan bale saka enam," ujarnya.

Untuk harga satu unit ukiran untuk bale saka enam ini dibandrol dengan harga Rp120 juta. Selain menjual ukiran untuk bale saka enam, lanjut dia, juga membuat ukiran kayu untuk bale bandung yang dijual dengan harga Rp300 juta per unit, ukiran khas Bali jenis saka kutus dibandrol denga harga Rp180 juta.

"Selain kerajinan ukiran kayu di atas, kami juga menjual ukiran kayu untuk sanggah kemulan (tempat pemujaan umat Hindu) dibandrol Rp17 juta dan taksu Rp9 juta dan pintu bali dengan motif gebyok Rp18 juta," ujarnya.

Ia mengatakan, pemesan ukiran kayu bermotif khas Bali ini tidak hanya dipesan oleh masyarakat di Pulau Bali saja, namun juga hingga ke Jakarta, Lampung, Jepang (untuk ukiran pintu khas Bali)

"Saat pesanan melonjak kami tetap berupaya memberikan pelayanan optimal karena kami memiliki pegawai sebanyak kurang lebih ha,pir 50 orang yang bertugas memiliki tugas berbeda seperti merangkai bahan kayu sebanyak tiga orang, tukang ukit (20 orang), mengukur pondasi (empat orang), tukang prada (sepuluh orang), tukang kap atau merangkai genteng enam orang," ujarnya. 


ADVERTORIAL

Pewarta: I Made Surya
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017