Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan China menguatkan kerjasama bidang pertanian, khususnya dalam pengembangan padi hibrida, produk hortikultura, dan kerjasama penelitian dan pengembangan produk pertanian. Menteri Pertanian Anton Apriantono di Jakarta, Selasa, mengatakan dalam kunjungan resmi yang dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke China, Pemerintah negara tirai bambu tersebut menawarkan bantuan teknologi untuk membantu upaya pemerintah Indonesia berswasembada pangan, terutama dalam hal pengembangan padi hibrida. "Wapres sudah menugaskan saya untuk menindaklanjuti tawaran tersebut. Untuk itu saya akan mengkoordinir langkah-langkah konkrit yang diperlukan dalam rangka pengembangan padi hibrida yang terintegrasi dan berkesinambungan," ujar dia. Selain itu, Mentan juga menugaskan Kepala Balai Besar Penelitian Padi untuk melakukan peninjauan transfer teknologi, pertukaran tenaga ahli, dan pendidikan tenaga muda Indonesia. Mentan juga mengatakan, pihaknya telah mendapatkan dukungan dan peran aktif para pelaku agribisnis kedua negara dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah Indonesia mengenai target produksi beras dua juta ton pada 2007, serta pertambahan lima persen setiap tahunnya. Menurut dia, saat kunjungan ke China juga dilakukan penandatanganan kerjasama pembangunan Pusat Hibrida Terintegrasi antara PT Penta Prima Pusaka dan Sinchuan Guohao Seeds Industry. Juga penandatanganan kerjasama antara PT Guohao Penta Prima dan Balai Penelitian Padi Departemen Pertanian dalam pengembangan padi hibrida yang memiliki ketahanan penyakit, khususnya untuk mengatasi berbagai kondisi pertanian daerah tropis, seperti banjir dan kekeringan. Selain itu, dilakukan pertukaran plasma nuftah untuk pengembangan berbagai benih padi hibrida unggulan nasional dan juga melakukan pertukaran tenaga ahli. Sebelumnya, kerjasama Indonesia dengan China dalam pengembangan padi hibrida telah dilakukan PT Sumber Alam Sutera (PT SAS) dengan Gua Hao Seed Industry pada 2005. Kerjasama ini menghasilkan produk benih padi hybrida varietas Bernas di Provinsi Lampung dengan produksi mencapai 10 ton per hektare, dan juga menciptakan varietas baru, yakni padi hibrida varietas Bernas Rokan yang merupakan kerjasama PT SAS dengan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi . "Rencananya ke depan akan dilakukan kerjasama untuk menciptakan varietas padi hibrida yang memiliki ketahanan hama dan penyakit untuk kondisi tropis," ujar dia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007