Jakarta (ANTARA News) - Permintaan semen domestik selama Januari-Mei 2007 tumbuh 8,1 persen menjadi 12,83 juta ton, sementara pada periode sama tahun sebelumnya berkisar 11,87 juta ton. Sekjen Departemen Perindustrian Agus Tjahajana dalam konferensi semen ke-10 di Jakarta, Rabu, mengungkapkan bahwa kenaikan permintaan semen domestik itu lebih banyak disumbang dari meningkatnya kebutuhan di luar Pulau Jawa. Lebih lanjut Agus menjelaskan bahwa naiknya harga kebutuhan primer seperti hasil pertanian di luar Pulau Jawa, telah mendorong naiknya daya beli masyarakat sehingga kemampuan untuk membangun maupun memperbaiki tempat tinggal dan fasilitas lainnya juga membaik. "Dengan kenaikan harga komoditas primer, maka petani di luar pulau Jawa mulai dapat memperbaiki fasilitas tempat tinggal, perkebunan, dan infrastruktur lainnya," kata dia. Kenaikan permintaan semen yang signifikan di luar Pulau Jawa antara lain terjadi di Kalimantan dan Sumatera yang tumbuh hingga 12 persen. Berbeda dengan luar Jawa, pertumbuhan permintaan semen di Pulau Jawa lebih kecil karena kebutuhan semen di daerah ini hanya lebih banyak diserap oleh pembangunan infrastruktur. "Kami yakin permintaan semen akan terus meningkat dan akhir tahun akan meningkat di atas delapan persen. Tahun 2008 pertumbuhan permintaan semen ditargetkan masih akan tumbuh delapan persen. Tapi itu target pesimistis," katanya Ketua Umum Asosiasi Industri Semen (ASI) Urip Timuryono menyatakan bahwa permintaan semen domestik untuk 2006 mencapai sekira 31 juta ton, sedangkan ekspor hanya tujuh juta ton. Dengan angka konsumsi domestik maupun ekspor itu, maka dari total kapasitas produksi 2006 yang berkisar 47 juta ton, 70 persennya telah termanfaatkan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007