Jakarta (ANTARA ) - Kapolri Jenderal Pol Sutanto menyatakan Satgas Polri sebenarnya telah mengidentifikasi bahwa seseorang yang tertangkap di Desa Kebarongan Kecamatan Kemrajen, Banyumas, Jawa Tengah Sabtu (10/6) adalah Abu Dujana. "Pasti tahu," kata Kapolri ketika didesak pertanyaan wartawan usai menandatangani nota kesepahatan antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) di Gedung BNN, Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, Polri saat itu belum menginformasikan ke publik saat terjadi penangkapan Abu Dujana sebab masih ada beberapa anak buah tersangka yang hendak ditangkap. "Kalau belum apa-apa dilansir, bisa jadi anggota jaringan lain keburu lari," katanya. Ia mengatakan, teknik penyampaian informasi penangkapan Abu Dujana juga merupakan bagian dari penyelidikan untuk mengungkap dan menangkap jaringannya. Kapolri meminta kepada masyarakat dan media untuk tidak mempermasalahkan terlambatnya informasi soal Abu Dujana. Seharusnya, katanya, soal keberhasilan menangkap Abu Dujana ini yang dikedepankan, bukan soal penyampaikan informasi. Sebelumnya, Senin dan Selasa (11-12/6), pemerintah dan media Australia sudah melansir kabar bahwa Polri telah menangkap Abu Dujana, namun Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sisno Adiwinoto langsung membantahnya. Kapolri membantah bahwa ada orang internal Polri yang membocorkan masalah penangkapan Abu Dujana ke Australia. Australia, katanya, juga tidak terlibat dalam penangkapan Abu Dujana. Ia mengatakan proses penangkapan Abu Dujana itu tidak berlangsung dalam waktu singkat, tapi tahunan. Ditanya soal target berikutnya setelah penangkapan Abu Dujana, ia mengatakan targetnya adalah aman dan bukan sekedar menangkap tersangka lain, termasuk Noordin M Top yang hingga kini masih buron.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007