Ungaran (ANTARA News) - Kematian dua anak Balita, Elva Yunita (tiga bulan) dan Zahrodin (sembilan bulan), warga Candi, Bandungan, Kabupaten Semarang usai menjalani imunisasi di Puskesmas pada 5 Mei lalu, mendapat perhatian besar dari DPRD setempat. Dalam rapat pembahasan Laporan Pertanggungjawaban (LKPj) Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang dengan Komisi D DPRD yang digelar Rabu, masalah itu pun menjadi dibahas secara khusus untuk mendengarkan klarifikasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, dr Sulthoni. Ketua Komisi D, Bambang DN, dalam rapat itu menyatakan bahwa kematian dua Balita tersebut diduga karena petugas atau perawat Puskesmas Pembantu Candi, tempat keduanya menerima imunisasi, telah salah memberikan obat. Dengan maksud mengatasi panas, efek samping dari pemberian imunisasi, perawat di Puskesmas Pembantu Candi diduga justru tidak memberikan obat turun panas, melainkan obat diabetes sehingga keduanya meninggal dunia setelah meminum obat tersebut. Menurut Bambang DN, dari hasil investigasi, sebenarnya ada tiga Balita yang menerima imunisasi secara bersamaan dan ditangani oleh perawat Puskesmas Pembantu Candi, Khotijah dan Nurul. Setelah memberikan imuniasi pada Jumat (25/5) lalu, perawat Nurul meminta tolong kepada Siman, tukang sapu Puskesmas untuk mengambilkan obat yang akan diberikan kepada tiga anak balita itu. Ternyata obat yang diberikan bukan penurun panas, tetapi obat diabetes, karena dua jenis obat itu hampir sama, katanya. "Seusai meminum obat itu, satu anak Balita muntah sehingga bisa selamat, sedangkan dua anak Balita lainnya bernama Elva Yunita (tiga bulan) dan Zahrodin (sembilan bulan) meninggal dunia," katanya. Namun, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, dr Sulthoni, menegaskan, kedua perawat dimaksud sudah menjalankan tugas memberikan imunisasi dan obat sesuai prosedur standar. Ia juga menyatakan bahwa kematian dua Balita itu bukan karena imuniasi. "Meninggalnya dua balita itu bukan karena imunisasi," katanya. Dinas Kesehatan juga sedang menunggu hasil pemeriksaan laboratorium mengenai penyebab kematian dua anak Balita itu. "Sampai saat ini kita belum tahu hasilnya," katanya. Setelah kejadian itu, kata dia, pihaknya sedang mengevaluasi setiap Puskesmas pembantu dan induk di Kabupaten Semarang, dan tidak semua obat diperbolehkan tersedia di puskesmas pembantu.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007