Surabaya (ANTARA News) - Laboratorium Forensik (Labfor) Polri Cabang Surabaya di Mapolda Jatim, Kamis pukul 09.40 WIB menerima senjata api dan proyektil dari Polisi Militer TNI-AL (Pomal) terkait insiden Pasuruan. Barang bukti (BB) itu, diserahkan delapan anggota Pomal yang dipimpin Mayor Laut (PM) Agus Setiawan kepada Kepala Labfor Surabaya, Kombes Pol Bambang W Suprapto dengan disaksikan Kabid Humas Polda Jatim, AKBP Pudji Astuti. BB berupa senjata laras panjang itu tampak disimpan dalam peti kayu, sedangkan senjata laras pendek (pistol) dibungkus kardus. BB lainnya berupa serpihan peluru yang dibungkus amplop kecil warna coklat. Namun, BB itu belum dapat dibuka, karena persyaratan administrasi dari setiap jenis senjata beserta selongsong dan peluru-nya masih perlu dilengkapi, kemudian akan dicocokkan secara administratif dan diuji. "BB yang diserahkan adalah sepuluh pucuk senjata laras panjang jenis SS-1, dua senjata laras pendek jenis FN, dan beberapa serpihan peluru yang diambil dari tubuh Choirul (3) dan Asmad (40) (korban luka di RSSA Malang)," ujar AKBP Pudji. Sementara itu, Kepala Labfor Surabaya Kombes Pol Bambang W Suprapto menambahkan, tujuan uji balistik adalah mencocokkan anak peluru dan selongsong yang ada berasal dari senjata yang mana. "Kalau pun sudah, masih perlu dicocokkan lagi, serpihan peluru dari tubuh Choirul dan Asmad itu berasal dari senjata yang mana. Tapi hasilnya akan tetap kami serahkan kepada Pomal," tegasnya. Menurut dia, uji balistik yang dilakukan atas permintaan TNI-AL itu akan dilakukan dengan mencoba senjata yang diterima dengan lima kali tembakan untuk setiap senjata. "Uji penembakan itu tetap dilakukan anggota Pomal, kemudian lima tembakan dari 12 senjata itu akan dicek peluru dan selongsongnya, manakah yang cocok dengan tembakan di TKP (tempat kejadian perkara) di Alastlogo," paparnya. Oleh karena itu, katanya, uji balistik akan memakan waktu agak lama, karena perlu pengecekan belasan senjata, puluhan selongsong, dan puluhan anak peluru, termasuk 60 peluru dan selongsong (5 tembakan x 12 senjata) yang dicoba. "Hasilnya, juga masih akan kami cocokkan dengan noda darah dari empat helai baju korban tewas yang sudah lama kami terima," ungkapnya. Senada dengan itu, anggota tim penyidik Pomal Mayor Laut (PM) Agus Setiawan menegaskan bahwa pihaknya baru menyerahkan BB senjata dan proyektil, karena menunggu serpihan peluru dari rumah sakit. "Choirul dan Asmad `kan tidak bisa langsung dioperasi untuk diambil peluru-nya, tapi masih menunggu kondisinya siap operasi. Karena itu, serpihan peluru baru kami terima dari rumah sakit pada Rabu (13/6) malam," ujarnya. Namun, katanya, pihaknya mempercayakan uji balistik kepada Polri sepenuhnya, karena hal itu merupakan keahlian mereka. "Yang jelas, kami akan menempatkan dua anggota Pomal setiap hari untuk mengikuti proses uji balistik itu," tegasnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007