Surabaya (ANTARA News) - Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana TNI Slamet Soebijanto mengungkapkan bahwa pihaknya sulit untuk memenuhi permintaan berbagai kalangan agar Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir dipindah dari Grati, Pasuruan, Jatim, ke tempat lain. "Jadi kami upayakan agar tanah di Grati itu tetap dipertahankan sebagai tempat latihan, karena untuk mencari tempat lain yang ideal seperti itu sulit," katanya kepada wartawan, seusai membuka Apel Khusus Komandan Satuan di Surabaya, Kamis. Menurut dia, Puslatpur Grati sangat ideal karena memenuhi kebutuhan latihan tempur untuk tiga media, yakni darat, laut dan udara. Kebutuhan latihan untuk tiga media itu harus terintegrasi, sehingga hasil didikan pasukan yang dihasilkan bisa maksimal. "Setiap pilihan yang dilakukan oleh TNI AL, termasuk tanah untuk tempat latihan tempur sudah diperhitungkan jauh ke depan. Perhitungannya sangat matang untuk keperluan profesionalisme prajurit TNI AL," katanya. Mengenai usulan pengadilan koneksitas untuk 13 Marinir yang menjadi tersangka penembakan hingga menyebabkan empat warga tewas di Alas Tlogo, Kecamatan Lekok, Pasuruan, 30 Mei lalu, Kasal mengemukakan hal itu diserahkan sepenuhnya kepada tim penyidik. "Jadi serahkan dulu ke penyidik biar tidak bias. Kedepan mari kita berpikir jernih dan bersih. Kita sebagai sesama anak bangsa harus rukun dan jangan eker-ekeran," katanya. Ia membantah anggapan bahwa apel komandan satuan yang diikuti sekitar 275 komandan di lingkungan TNI AL se Indonesia itu merupakan tindak lanjut dari kasus penembakan di Puslatpur yang kini menjadi perhatian nasional. "Apel ini untuk menyatukan langkah guna menghadapi tugas-tugas ke depan. Negara kita ini besar, sehingga perlu sikap prajurit yang solid untuk mempertahankannya. Kami membicarakan bagaimana menghadapi perkembangan situasi yang sangat dinamis ini," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007