Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah mengungkapkan saat ini muncul tren turunnya suku bunga yang diikuti turunnya pertumbuhan kredit. "Pada awal 2007 ini ada beberapa nasabah yang melunasi kreditnya kepada bank, sehingga kredit bank turun," kata Burhanuddin, seusai acara penandatanganan komitmen bersama dalam mengedukasi masyarakat mengenai produk dan jasa perbankan di Jakarta, Kamis. Menurut dia, turunnya kredit disebabkan oleh maraknya penerbitan obligasi korporasi yang menjadi alternatif pembiayaan lainnya. "Bank-bank besar kreditnya turun karena adanya pelunasan kredit dan kreditur itu memindahkan ke obligasi korporat," ungkapnya. Munculnya tren ini akan menjadi perhatian BI sebagai pengawas perbankan. BI akan melakukan koordinasi dengan otoritas lain dalam membahas masalah ini. "Bank di bawah BI, sementara obligasi korporat di bawah pengawasan otoritas lain (Bapepam), sehingga korrdinasi antar-otoritas sangat penting," tambah Burhanuddin. Pada kesempatan sama, Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa selain bersaing dengan pasar modal (penerbitan obligasi), turunnya kredit juga disebabkan oleh maraknya dana asing yang masuk ke Indonesia. "Masuknya dana asing, baik melalui penerbitan obligasi maupun investasi langsung, digunakan untuk membayar kredit," jelasnya. Selain itu, Agus juga melihat faktor penguatan rupiah juga menjadi penyebab turunnya kredit bank. "Dengan menguatnya rupiah, maka eksportir melihat produknya tidak akan kompetitif, sehingga mereka mengurangi produksinya. Dengan turunnya produksi ini maka mereka membatalkan modal kerjanya," ungkap Agus. Melihat kondisi ini, Agus mengharapkan perbankan tidak hanya mengandalkan pendapatannya dari selisih bunga saja, melainkan meningkatkan "fee base income". Selain itu juga perlu adanya pengendalian biaya operasional. "Dalam pengendalian biaya ini adalah jangan punya kredit bermasalah yang memakan biaya banyak, dan hati-hati produktivitas cabang maupun sumber daya manusianya," tambahnya. Tren penurunan kredit ini, menurut Agus, merupakan tantangan, bukan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007