Ya plus minus sekitar tujuh persen"
Jakarta (ANTARA News) - Tarif tujuh ruas tol yang dikelola PT Jasa Marga Tbk diusulkan naik pada bulan ini, dengan kenaikan akan disesuaikan dengan tingkat inflasi. Usulan pun sudah disampaikan ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Sesuai regulasi, tarif tol naik setiap dua tahun sekali disesuai dengan inflasi. Jadi, tujuh ruas itu sudah kami usulkan ke BPJT, " kata VP Divisi Operation Management PT Jasa Marga (Persero) Tbk Raddy R. Lukman menjawab pers disela Safety Driving Workshop 2017 di Jakarta, Kamis.

Tujuh ruas yang diusulkan penyesuaian tarifnya itu adalah Tol Dalam Kota Jakarta, Tol Belmera (Belawan-Medan-Tanjung Morawa), Tol Cipularang, Tol Purbaleunyi, Tol Palikanci (Palimanan-Kanci), Tol Semarang ABC dan Tol Surgem (Surabaya-Gempol).

Menurut dia, sebenarnya ada tiga ruas lagi yang harusnya juga disesuaikan tarifnya yakni Tol Jagorawi, Tol Janger (Jakarta-Tangerang) dan Tol JORR.

"Tol Jagorawi dan Janger tidak diusulkan karena sudah disesuaikan bersamaan dengan program integrasi, sedangkan Tol JORR sedang dievaluasi oleh BPJT untuk kepentingan yang sama, " katanya.

Ditanya berapa perkiraan besaran kenaikan tarif ketujuh ruas tol tersebut? Dia mengatakan, sesuai dengan data inflasi dua tahun terakhir besarannya sekitar tujuh persen dari tarif saat ini.

"Ya plus minus sekitar tujuh persen, " kata Raddy.

Raddy menambahkan, proses persetujuan usulan kenaikan tarif tersebut didahului oleh evaluasi BPJT terhadap pemenuhan aspek Standar Pelayanan Minimum (SPM) pada ruas tol tersebut.

"Setelah semuanya ok, baru SK Tarif oleh Menteri PUPR dikeluarkan, " katanya.

Raddy berharap SK kenaikan tarif sejumlah ruas tol tersebut tuntas bulan ini. "Karena jika mengacu sebelumnya per 1 November, " katanya.

Bus-truk

Terkait dengan kegiatan Safety Driving Workshop 2017, Raddy mengakui, fokus kampanye keselamatan berlalu lintas di jalan tol itu fokusnya bagi para pengendara, terutama bagi para pengemudi bus dan truk.

Berdasarkan data, Raddy menyebut sepanjang 2017 hingga Agustus, ada 831 kecelakaan di jalan tol.

Dari jumlah itu, sekitar 660 atau 79 persen kecelakaan disebabkan oleh faktor kelalaian pengendara yang abai terhadap kesiapan armada, hingga faktor keteledoran pengendara dalam menjalankan kendaraannya dan tidak mematuhi rambu lalu lintas.

Selain itu, kegiatan ini dikategorisasi menjadi tiga kelas, yaitu "defensive driving trainning for light vehicle driver beginner" (mahasiswa), "driving trainning for light vehicle driver" (komunitas mobil), dan driving trainning for bus/truck driver (pengemudi bus dan truk).

Kegiatan Safety Driving Workshop 2017 yang termasuk ke dalam program Jasa Marga Tertib Berlalu Lintas 2017 ini berlangsung pada tanggal 6, 7, dan 9 November 2017.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017