Bagdad (ANTARA News) - Tentara Amerika Serikat hari Kamis menyatakan pasukan keamanan Irak menangkap 13 polisi sehubungan dengan pemboman tempat keramat Syiah di kota Samarra, yang Perdana Menteri Nuri Maliki tuduh dilakukan penjaga tempat itu. "Segera sesudah serangan itu, Brigadir Jenderal Duraid Ali Ahmed Mohammad Azzawi, wakil komandan Polisi Negara di Samarra, menangkap komandan satuan layanan darurat dan 12 polisi penanggungjawab keamanan pada saat serangan itu terjadi," kata pernyataan tentara. Pemboman Rabu di masjid Askari itu menyusul serangan pejuang Alqaida pada Februari 2006, yang menghancurkan kubah keemasannya dan memicu gelombang pembunuhan aliran, yang menewaskan puluhan ribu orang. "Penjaga di sana memunyai peran dalam serangan itu dan mereka akan dihukum," kata Maliki kepada wartawan dalam kunjungan ke Samarra hari Rabu, yang disiarkan televisi Al-Iraqiya pada Kamis. "Siapa pun terlibat atau berperan atau memainkan peran apa pun dalam kejahatan keji itu akan dihukum," katanya. "Dalam dua hari, kami menandatangani naskah perjanjian untuk membangun kembali tempat keramat ini, tapi tindakan pengecut itu dilancarkan, meskipun tidak akan menghalangi kami membangunnya kembali," kata Maliki. Pasukan keamanan Irak, termasuk pengawal khusus Dinas Perlindungan Sarana, disebarkan di seluruh tempat keramat tersebut sejak masjid diserang pertama kali. Pada Rabu, tersangka pejuang Alqaida membom kedua menara tempat keramat di kota tersebut, yang terletak di baratlaut Bagdad. Larangan keluar rumah di Bagdad, yang diberlakukan setelah pemboman tempat keramat Syiah di kota Samarra, Irak utara, akan dicabut hari Sabtu, kata pejabat di kantor perdana menteri. "Jam malam itu akan dicabut Sabtu," katanya memberitahu kantor berita Prancis AFP hari Kamis.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007