Jakarta (ANTARA News) - Bedeng-bedeng liar di jalan inspeksi Tanah Abang pada Senin pagi ditertibkan oleh pemerintah kota Jakarta Pusat.

Penertiban dengan cara pembongkaran bedeng liar tersebut dipimpin oleh Wali Kota Jakarta Pusat, Mangara Pardede.

"Ini pembersihan, bukan penggusuran. Dilakukan mulai jam 8.00 WIB dan mengarahkan sekitar 450 petugas dari TNI, Polri, Satpol PP, dan PPSU (Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum)," kata Mangara Pardede saat ditemui di lokasi.

Dia mengatakan akan mendirikan pos jaga Satpol PP untuk mencegah bedeng didirikan kembali.

Menurut Mangara, para penghuni bedeng tersebut terdiri atas 101 kepala keluarga di Tanah Abang, dan ada 31 lainnya di wilayah Cideng, Jakarta Pusat.

Ketika ditanya mengenai identitas para penghuni bedeng, Mangara menjawab "Yang jelas bukan warga DKI."

Menurut Wali Kota Jakarta Pusat, sebelum penertiban pada Senin pagi, pemerintah kota telah mengumumkan rencana tersebut.

"Ketika tim kami datang Senin pagi, bedeng-bedeng itu sudah tidak berpenghuni."

Penertiban bedeng liar tersebut disambut baik warga di permukiman tidak jauh dari lokasi.

"Penertiban itu bagus, cuma, sudah setiap kali penertiban, selalu nantinya muncul kagi," kata Mashudi (63) warga jalan Tenaga Listrik, yang berdekatan dengan lokasi bedeng tersebut.

Mashudi adalah Ketua RT 13 RW 16 Kelurahan Kebon Melati Kecamatan Tanah Abang.

"Dulu pernah mereka diberi uang pergubuk supaya pindah dan tidak bangun lagi, tapi ya nyatanya ada lagi. Saran saya sih aparat pantau terus supaya tidak ada lagi yang bangun, dibuat penerangan juga di lokasi," kata Mashudi yang mengaku tinggal di kawasan itu sejak 1976.

Dia mengatakan, selama ini para penghuni bedeng tersebut tidak mengganggu warga.

"Karena hukum sudah tegak, kalau mereka macam-macam kita tinggal telepon polisi," kata Mashudi.

Lebih lanjut Mashudi mengemukakan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, sebagian penghuni bedeng pindah dengan mengontrak ke pemukiman warga setiap kali ada penertiban.

"Tapi kadang ada yang keluar, mungkin tidak punya uang untuk bayar kontrakan. Sebagian juga ada yang mencari nafkah dengan jelas, misalnya jadi tukang ojek," kata Ketua RT 13 itu.

Berita terkait : Melihat bedeng liar di jalan inspeksi Tanah Abang


(mgg/ Fadhil Hussen/Egy Mahstya)



Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017