Jakarta (ANTARA News) - Satuan Tugas (Satgas) Polri diam-diam telah menangkap amir atau pimpinan darurat Jamaah Islamiyah (JI) yang merupakan pimpinan tertinggi organisasi itu dalam dua penggerebekan di Yogyakarta Sabtu (9/6) sekitar pukul 17.00 WIB Kepala Satgas Antiteror Polri Brigjen Pol Suryadarma Salim mengungkapkan hal itu di Mabes Polri, Jakarta, Jumat, dalam ekspose publik soal penangkapan Abu Dujana dan tujuh orang lainnya. Pimpinan darurat JI, yang merupakan atasan Abu Dujana itu bernama Mbah (45) alias Zarkarsih alias Zaenuddin, alias Irsjad, alias Oni, alias Nuaim. Suryadarma mengatakan organisasi pimpinan Mbah memiliki empat sayap yang salah satu sayapnya dipimpin oleh Abu Dujana, tersangka berbagai tindak pidana terorisme di Indonesia sejak bom Bali I tahun 2002. Tiga lainnya adalah bidang pendidikan, dakwah dan perbekalan, sedangkan yang dipimpin Abu Dujana adalah sayap militer. Dengan penangkapan itu maka Polri menyatakan Mbah justru bisa jadi lebih berbahaya dibandingkan dengan Abu Dujana. "Kalau Abu Dujana ditangkap di Banyumas sekitar pukul 11.30 (wib) Sabtu maka Mbah ditangkap di Yogyakarta sekitar pukul 17.00 di hari yang sama," kata Suryadarma didampingi Kabareskim Komjen Pol Bambang Hindarso Danuri, dan Kepala Divisi Humas Irjen Pol Sisno Adiwinoto. Namun, ia tidak menyebutkan lokasi detail penangkapan Mbah di Yogyakarta. Mbah ini diduga terlibat dalam pengiriman dan mengatur bahan peledak, senjata api baik yang ada di Pulau Jawa maupun di Poso, Sulawesi Tengah. "Ia juga mengendalikan seluruh operasi terorisme di Poso bahkan mengirim Abu Fatih untuk mengendalikan di Poso secara langsung," katanya. Selain itu, Mbah juga menerima uang hasil rampokan milik Pemda Poso sebesar Rp400 juta untuk dipakai dalam peledakan bom di Poso. Polri mencatat Mbah pernah mengikuti pelatihan militer di kamp Saddah, Pakistan, pada 1997. Pada pelatihan tersebut, ia menduduki peringkat kedua, sedangkan peringkat satu adalah Nasir Abbas yang mantan tokoh JI dan kini sudah keluar dan pernah menulis buku mengenai jaringan JI. Pada 1998, Mbah menjadi instruktur di kamp Militer Mindanao, Filipina. Pada 2004, ia terpilih menjadi amir darurat JI menggantikan Andung. Selain menjadi ketua komisi para pejabat JI, pada kesempatan itu Polri juga memperlihatkan rekaman video Mbah soal organisasi JI serta keterlibatannya dalam pengumpulan dan pengiriman bahan peledak. Pria berkaca mata minus ini terlihat memakai kaos coklat bergaris horizontal.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007