Surabaya (ANTARA News) - Artis serba bisa Rieke Dyah "Oneng" Pitaloka mendukung tiga mahasiswa ITS Surabaya untuk memperjuangkan pencabutan skorsing. Dukungan itu ditunjukkan dalam dialog solidaritas di taman dan halaman kantor Eksekutif Daerah (ED) Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Timur di Surabaya, Jumat. Politisi PKB yang juga aktivis perempuan dan sosial itu, menegaskan bahwa skorsing dari rektor ITS Surabaya kepada tiga mahasiswa merupakan IPDN jilid II. "Kalau aksi kekerasan di IPDN merupakan kekerasan fisik, maka skorsing rektor ITS merupakan kekerasan psikis yang sama-sama tak layak dilakukan lembaga pendidikan," ujarnya. Oleh karena itu, ia mengaku, berkomitmen untuk mendukung perjuangan tiga mahasiswa ITS itu, baik dalam aksi di Surabaya maupun Jakarta hingga perjuangan di PTUN. "Insya-Allah, saya akan berusaha mendampingi dalam sidang di PTUN Surabaya, karena apa yang dilakukan ITS justru menunjukkan ITS tidak berpihak kepada korban lumpur yang diperjuangkan mahasiswanya," tegasnya. Menurut dia, dirinya akan bersama-sama mahasiswa, karena mahasiswa yang membela korban lumpur tidak boleh menjadi korban, melainkan justru harus dibela. "Komitmen saya itu bukan hanya untuk ITS, tapi untuk kampus di seluruh Indonesia, karena skorsing juga sering dikenakan pada mahasiswa yang menolak kenaikan SPP," ucapnya. Dalam dialog yang diikuti tiga mahasiswa ITS yang diskors itu, juga tampak enam kuburan dengan tulisan RIP (Rest In Peace) bagi SBY, Soetanto, Purnomo Yusgiantoro, Aburizal Bakrie, Win Hendrarso, Imam Utomo, dan parpol. Selain itu, ada pula beberapa orang di belakang Oneng yang menggunakan tutup kepala kertas yang antara lain bertuliskan "Rektor ITS Banci." "Kami akan membuat aksi yang lebih besar lagi agar rektor mau mencabut skorsing itu, dengan massa WALHI Jakarta, Medan, Jogja," kata mahasiswa yang diskors, Benny Ihwani.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007